Senin, 28 Mei 2012

Maybe, it's about balancing...


Semakin ke sini, gue semakin sadar, kalo yang namanya kemampuan seseorang nggak selalu tentang pinter ngitung ataupun gambar. Masih banyak – banyak banget – kemampuan lain non-akademik dan seni yang menjadi keunggulan seseorang.

Dan, betapa kasihannya orang-orang yang nggak punya keunggulan atau kemampuan rata-rata eksakta dan gambar yang mengambil major kayak gue (TI). Harus berjuang keras melawan ego karena under estimate orang-orang dan kemampuan di bawah rata-rata untuk bisa survive.

Nggak usah ambil contoh jauh-jauh ke orang.

Gue sendiri pun mengalami. Karena dari dulu – dari jaman pelajaran seni atau KTK jaman SD – gue sadar banget kalo kemampuan seni gue rendah. Dan itu terus berlanjut ketika SMP dan SMA di mana gue harus bisa ‘kaligrafi’. Mungkin, temen-temen gue yang tahu kemampuan gue dan melihat kaligrafi gue ‘ngetawain’ diam-diam. No problem J

But just please remember, you don’t know how it feel, rite ? J

Gimana nggak enaknya di saat orang-orang bisa nyelesein tugas yang hanya bikin ‘alif’ dengan sangat baik sedangkan gue setengah mati membuat tugas gue terlihat seperti ‘alif’ ?

Iya, gue memang separah itu.

Satu-satunya seni yang bisa gue anggap sebagai kemampuan seni adalah seni merangkai kata-kata yang masih sangat harus terus diasah. Gue – sekarang - bukan  seseorang yang excellent dalam menulis. Tapi gue percaya, satu saat, kalo gue masih terus menggenggam kemampuan dan kemauan gue untuk belajar. Kata mendekati excellent akan gue capai.

And I see people – even sometimes my-self, keep under-estimating others.

Ironiknya, hanya berdasarkan pada ‘dia bisa ngitung atau nggak’ , ‘dia gambarnya bagus atau nggak’, ‘dia belajarnya cepet atau nggak’, dll.

Mungkin, temen deket gue sadar – atau baru menyadari – bahwa gue terhitung jarang untuk memuji kemampuan orang di depan orang banyak. Bukan karena gue pelit pujian atau nggak mau mengakui kemampuan orang-orang. Tapi, gue takut ada orang yang sakit hati atau merasa sedih karena ngedengernya.

Bayangin, kalo lo adalah orang yang nggak pinter gambar. Dan, ada satu temen lo yang dipuji habis-habisan karena kemampuan gambarnya. Gimana rasanya?

Iri? Pasti. Bohong kalo nggak.

Dan seramnya, gimana kalo lo saat itu sedang berada pada puncak kebingungan karena ‘ketidak-mampuan’ elo. Bukankah itu malah akan membuat elo pesimis dengan terus-terusan bertanya, ‘kenapa gue nggak bisa gambar?’

Mungkin, kalo lo seperti gue – mahasiswa teknik – yang ‘dituntut’ untuk sebuah logika yang jalan dan kemampuan gambar seimbang. Tapi ternyata kenyataannya kemampuan lo berbanding terbalik dengan itu, pasti lo akan dibilang, ‘terus ngapain masuk teknik?’

Ingatlah lagi, masih banyak banget di dunia ini yang rumit dan nggak memiliki jawaban. Termasuk pertanyaan seperti itu. Karena bahkan, gue sendiri, di saat orang-orang nanya, ‘kenapa nggak masuk sastra atau jurnalistik? Kenapa masuknya TI?’ gue bingung untuk menjawab apa.
Bukan karena gue nggak memiliki jawaban. Tapi karena kalo gue jawab pun, orang nggak akan mengerti dengan jalan pikiran gue yang aneh.

Jadi, kalo elo adalah orang yang ‘biasa-biasa’ aja dalam menghitung atau menangkap pelajaran. Jangan biarkan perkataan orang-orang yang memandang sebelah mata elo karena kemampuan ‘rata-rata’ lo itu. Selalu ingat bahwa lo–pasti–memiliki satu kemampuan atau keunggulan yang orang lain nggak punya.
Kita nggak akan bisa menghentikan atau mengendalikan perkataan orang yang kita dengar. Tapi, perasaan dan jalan pikiran kita masih berada di bawah kendali kan?

And remember:
Khairunnasi anfa’uhum linnaas.”
Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk yang lain.

*Iya, gue menulis ini sekaligus mengingatkan diri sendiri dan menyemangati diri sendiri. Semoga, yang sedang mengalami sedikit krisis atau kekesalan karena pandangan remeh orang ikut merasakan ketenangan yang gue rasakan setelah membaca ulang.

Selamat malam,

Rabu, 23 Mei 2012

Pada Kamu...



Aku jatuh cinta, pada kamu yang akan datang.
Pada kamu, jiwa dan raga yang belum memiliki nama dan wajah.
Tapi kenapa aku telah jatuh cinta pada bayanganmu dari masa kini? 
Pabrik pencipta senyum dan kebahagiaaan. 
Kamu adalah bahagia, yang akan membuatku lupa pada luka. 
Membuatku hanya mengingat tentang satu rasa.
Cinta.

Selasa, 08 Mei 2012

Attachment

"Why would I want to be attached to someone who doesn't want to be attached to me?"
- #Grey'sAnatomy
Powered by Telkomsel BlackBerry®