Tapi kemudian keirian itu hilang ketika sore-sore datang paket buat gue yang ternyata dari Buka Buku. Tempat di mana gue pre order MSS (dan emang karena BukaBuku adalah tokbuk online langganan gue). Akhirnya, keirian gue lengkap dengan rencana 'mamer' balik ke Dira. Karena MSS gue lengkap dengan ttd Raditya Dika-nya *narihulahup*
And yes, I'm waiting for this book too much. Karena gue kangen dengan tulisan penuh drama dibalut dengan komedi yang nggak akan bisa bikin lo berhenti ngakak. Tapi lengkap dengan filosofi yang akan membuat lo berhenti sejenak, tercenung, lalu bergumam, "Iya yah…" "Hem… bener banget.", dsb.
Itulah yang gue dapet semenjak baca MMJ.
Bacaan gue dari dulu adalah novel-novel drama semacam teenlit, metropop. Jadi, ketika dulu Kambing Jantan keluar dengan komedinya yang berasal dari blog. Gue nggak begitu heboh dan ngebet pengen beli (tapi tetep baca hasil minjem :p )sekalipun digemborin sama temen-temen. Tapi, begitu baca MMJ. Gue langsung berjanji dalam hati, akan beli buku bang Dika selanjutnya!
MMJ dan MSS sama-sama novel komedi bang Dika yang penuh filosofi manis ataupun ngiris tangan saking bikin galaunya tentang cinta. Bedanya MMJ itu tentang orang yang jatuh cinta. Sedangkan MSS tentang kebalikannya, patah hati dan pindah.
Yang paling nggak gue sangka adalah ternyata cerita tentang 'Pindah' yang dulu pernah gue baca pertama kalo di sebuah web dimasukin ke MSS. Tentunya dengan perubahan sana-sini yang membuat cerita 'Pindah' ini lebih baru dan menarik. Dihadirkan dalam chapter yang berbeda, yaitu 'Sekeping Hati di Dalam Kardus Cokelat' dan 'Mencari Rumah Sempurna'.
Membaca Sekeping Hati di Dalam Kardus Cokelat selalu (karena dulu gue pernah baca versi 'Pindah'-nya) membuat hati ikut mewek sekalipun lo lagi bahagia bahagia aja. Seolah-olah ikut patah hati sama bang Dika yang abis diputusin ceweknya.
Terutama pas adegan Leonardi di Caprio bilang ke Kate Winslet, 'You jump, I jump'. Pada saat adegan itu, mungkin gue bakal menjerit, 'Kenapa kamu gak jump juga kayak Leonardo, Sayang? Kenapa kamu malah jump sendirian?' (halaman 26)
Mungkin itu masalahnya, pikir gue. Seperti rumah ini yang menjadi terlalu sempit buat keluarga kami, gue juga menjadi terlalu sempit buat dia. Dan, ketika sesuatu sudah mulai sempit dan tidak nyaman, saat itulah seseorang harus pindah ke tempat yang lebih luas dan (dirasa) cocok untuk dirinya. Rumah ini tidak salah, gue dan dia juga tidak salah. Yang kurang tepat itu bila dua hal yang dirasa sudah tidak lagi saling menyamankan tetap dipertahankan untuk bersama. (halaman 29)
Tapi tenang, Raditya Dika adalah Raditya Dika. Jadi lo nggak akan sepenuhnya 'galau' dengan baca MSS. Porsi ketawa ngakak lo pasti akan lebih banyak dibanding dengan 'ikutan mewek' karena kalimat filosofi tentang cinta dari bang Dika.
Bahkan, baca 'Prakata'-nya aja udah bikin gue ketawa ngakak plus jadi langsung ngebayangin Edgar yang (emang jadi) cakep (♥͡⌣♥͡)
Ada cerita konyol bang Dika di 'Kasih Ibu Sepanjang Belanda' karena kenalan dan berteman baik dengan temannya selama ngikutin summer course di Belanda selama dua minggu. Di mana nama temen itu adalah… 'Perek'. Yes, Perek. Dan dia adalah mahasiswa dari Praha. (Gue nggak tahu gimana cara nyebutin namanya yang bener. Tapi sumpah, ngebayangin artinya di sini – Indonesia –tapi malah dijadiin nama untuk orang Praha itu bikin ngakak. Jadi wondering artinya apa ya?)
Dan di 'Tarian Musim Kawin', ada Trisna yang ngebet pengen punya pacar karena nggak mau jadi jomblo perak ( belum pernah pacaran sampe umur 25 tahun ). Lalu kenalan sama cowok via twitter yang charming. Yang sangat Trisna inginkan tapi ternyata nggak jadi juga. Entah karema apa.
Ditutup dengan twit Trisna yang berasal dari quote Mick Jagger yang berbunyi, "You can't always get what you what, but if you try, sometimes you just might find you get what you need."
Juga ada 'Bakar Saja Keteknya' dan 'Pesan Moral dari Sepiring Makanan'. Tulisan yang sumpah bikin ngakak tapi terselip rapih filosofi dan pesan manis dari cerita-cerita konyol nan bikin ngakak itu.
Dan, kalau MMJ ditutup oleh 'Marmut Merah Jambu' dengan filosofi manis Marmut untuk orang yang jatuh cinta. Maka, MSS ditutup oleh 'Manusia Setengah Salmon' dengan filosofi… (apa ya tepatnya? Galau? Wise? Atau apa?) tentang orang-orang yang ber-pindah. Entah tumbuh dewasa, berubah peran dari yang cuma 'anak biasa' jadi 'orang tua', atau mungkin ber-pindah hati.
Jadi, kalau kamu pembaca Raditya Dika dan belum beli atau bahan baca MSS tentu aja rugi!
Silahkan beli di toko buku terdekat dengan harga 42000 rupiah untuk 258 halaman. Atau pesan di toko buku online untuk dapetin diskon 15% ;)
Powered by Telkomsel BlackBerry®