Sabtu, 02 Januari 2010

Good Bye Babakan Kareo !

Nggak kerasa, PPM (Prakterk Pengabdian Masyarakat) yang selama ini ditunggu ternyata udah selesai !

Tahun ini, PPM di Majalengka, well, nggak terlalu jauh dari Jakarta dan dekat dengan Cirebon, alhasil, ortu bisa dateng ngejenguk waktu libur panjang karena sekalian mau pergi ke Cirebon.

Selama ini, kita kira PPM itu menakutkan, tapi setelah ngejalaninnya . Bener-bener have fun! walau memang capek banget .
Tapi satu hal yang saya ambil, dengan PPM ini gue jadi lebih banyak bersyukur .
Banyak hal kecil - yang sering kita lihat tapi tidak kita sadari, tapi ketika kita benar-benar berada di sekelilingnya, feeling yg di dpetny beda - yang seharusnya membuat kita mengucap rasa syukur lebih banyak .

Ketika saya dan teman-teman tiba di Madrasah Diniyah (MD) pada hari kedua. Kami disambut dengan baik, disalami satu per satu oleh murid di sana. Dan hal yang -cukup- membuat saya dan teman-teman bisa menoleh dua kali adalah ketika kami tiba di kelas 1 MD (yang rata-rata memang kelas 1 SD juga) dan ada seorang anak yang mempunyai struktur tubuh yang berbeda. Saya sadar, anak itu memang masih kecil, tapi melihat tubuh yang ia punya, saya pun sadar , ia mengalami gangguan pertumbuhan. Pada saat teman-temannya tumbuh membesar, mungkin ia akan menjadi yang paling kecil. Rasa syukur saya adalah, mempunyai tubuh yang bisa terus tumbuh , anak itu tidak seberuntung saya dan yang lainnya .

Beberapa hari kemudian, teman saya yang sedang mendapat bagian menjaga perpustakaan di teras rumah bercerita kalau ada seorang anak laki-laki kelas 5 SD, yang tidak mengikuti MD, juga mungkin tidak bisa mengikuti study tour ke monas pada bulan juni mendatang yang diadakan oleh SD karena terbentur masalah ekonomi.
Rasa syukur saya adalah, karena saya mempunyai orang tua yang dapat memenuhi kebutuhan sekolah dan lainnya . Yang membuat kami miris adalah mendengar biaya study tour yang menurut kami mungkin tidak seberapa, karena sebanding dengan uang jajan kami 1-2 minggu.

Di desa tempat saya PPM, hanya terdapat 1 SD, sedangkan jika ingin menempuh pendidikan SMP dan SMA harus pergi ke kecamatan yang harus ditempuh dengan kendaraan sekitar 15 menit. Permasalahan adalah jalan yang cukup kecil dan rusak disana. Dengan kondisi seperti ini, membuat rata-rata warga jadi malas untuk meneruskan pendidikan. Apalagi, SMP belum sepenuhnya gratis, karena buku-buku tetap bayar walau berupa LKS, tapi untuk mereka itu cukup berat. Ketika kami berpesan,"Usahain yah sekolah sampai SMA, kalau bisa sampai kuliah," mereka menjawab, "Insya Allah teh, kalo mampu", dan kami pun serentak berpandangan sambil menghela napas. Rasa syukur saya adalah, karena saya dapat mengecap pendidikan hingga jenjang SMA dan punya kesempatan untuk kuliah. Sedangkan untuk mereka, mungkin tidak.

Ada lagi, pada tanggal 22 Desember, saya dan seorang teman saya masuk ke kelas 5 SD. Setelah kami memberi sebuah games, kami pun meminta mereka untuk menuliskan surat untuk ibu mereka. Dan ketika surat-surat itu dikumpulkan, saya dan teman saya tersentak ketika membaca beberapa surat, yang menjelaskan bahwa ibu mereka adalah TKW yang belum pulang sampai saat ini. Salah satu surat berisi, " .... Ibu, apa kabar di Saudi ? kapan ibu pulang? aku dan ayah sudah rindu di sini ...." . Rasa syukur saya adalah, ibu/ayah saya tidak perlu pergi ke negara orang untuk mencari rezeki, sehingga saya pun tidak perlu berjauhan dengan mereka .

Kegiatan PPM ini pun sangat membantu untuk melatih mental saat berbicara di depan masyarakat yang sebenarnya . Karena kami dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat untuk bisa menjalani rancangan kegiatan yang telah disusun, dengan baik. Contoh, saat berbicara ke Pak Kuwu, Pak Kades, guru-guru SD, TK, MD, dan TPA, juga saat kami butuh pertolongan dari masyarakat.

Rasa syukur saya adalah, saya mempunyai kesempatan untuk menjalani PPM, yang membuat saya mempunyai banyak pengalaman berarti untuk masa depan.

Waktu Panggung gembira malam tahun baru. Anak-anak, kelompok yang paling dekat dengan kita malah udah pada pulang . PAdahal, tadinya kita mau nyanyiin lagu "Ingatlah hri ini"nya Project pop yang udaah kita ubah lirikny . Tapi, kita pun ttep nyanyiin lagi itu pas penutupan . Tapi ternyata, kita tahu kalo sebenernya anak-anak masih ada di smping masjid, yang blom kabur waktu kita kejar cuma ada Jaya , waktu kita tanya kemana temen-temennya dan kita suruh balik ke balai desa untuk perpisahan . Jaya cuma geleng-geleng kepala, nggak bilang apa-apa, nggak natap satu pun wajah kita, padahal, biasanya Jaya anak pling aktif .
Dan kita pun sadar, mereka nggak mau perpisahan sama kita.
Waktu kita nyalain kembang api pun , katanya mereka ngelihat(dari rumah masing-masing)

Yang membuat kita senang, waktu paginya, mereka datang ! akhirnya, kita pun nyanyiin lagunya, saat itu, kita udah pda nangis, anak-anak cewek pun mlai nangis, tpi wktu kita lhat anak cowoknya, mreka ketawa-tawa.
Tapi, waktu kita semua ngelangkahin kaki utnu pergi ke mobil dan siap berangkat. Kami ngelihat anak-anak cowoknya udah pda nelungkupn tangan ke muka, merka nangis ! air mata yang tadi kami tahan untuk nggak keluar lbih byak pun keluar lgi . Sbelum prgi, beberpa teman mengelus mereka dan blang, "baik-baik yah semua ... "
Dari situ kami sadar, mereka ketawa2 waktu kami nyanyi, karena mereka pengen nutupin dan supaya mereka nggak nangis.

waktu mobil jalan pelan-pelan, kita ngelihat bebrpa anak cowok lari dari balai desa pergi dari situ supaya nggak ngelihat kita pergi, tapi beberpa yg lain ada di pinggir pagar. Gue lihat Andri, anak cowok yang paling though, yang sering ngbantuin kita nangis.
Sebelum kami pergi, dari mobil Noura teriak "Baik-baik yha semua, salamin buat temen-temen kalian yang gg ada, salam sayang dari kakak semua !"