Senin, 29 Agustus 2011

Tentang 'Naya dan Gian'

Kisah Naya dan Gian ini (maunya sih) terus saya lanjutin dalam bentuk novel. Entah jadinya bakal kapan. Yang jelas, cerita yang satu ini nggak akan saya lupakan dan telantarkan gitu aja :)

Nah, sekarang mau share tentang beberapa kalimat atau momen dari cerita Naya dan Gian.
Maaf karena emang agak #random dan bikin orang bingung sih kalo baca. Tapi semoga aja feeling-nya dapet yah kalo baca walaupun ceritanya belum bisa dimengerti :)

“Nggak. Aku nggak kuliah Nay...” jawab Gian ragu, “aku baru pulang nganterin pacarku survei tugas kuliah.”
“Oh...” sahut Naya lalu terdiam. Beberapa detik kemudian bibirnya menyunggingkan senyum kecil yang mungkin akan Gian lihat melalui ujung kaca spionnya. Naya mengangguk mengerti. Walaupun ia cukup terkejut dengan satu fakta dan pertanyaan yang selama ini berkeliaran di otaknya dan kini terjawab begitu saja. Tapi ternyata hatinya baik-baik saja. Atau, hatinya sudah cukup terbiasa dengan kejutan-kejutan kecil yang tiba-tiba terkuak akhir-akhir ini? Hingga sudah kebal dan nggak lagi terpengaruh denga kejutan yang ternyata menyakitkan?

Naya yang biasanya agak nervous dan takut jika naik wahana-wahana ekstrem Dufan. Kali ini merasa nyaman dalam genggaman jemari Gian. Hatinya merasa aman dan damai saat ini. Ia melirik cowok di sampingnya yang sedang menatap salah satu wahana ekstrem Dufan di depan mereka.
Dengan kenyamanan yag ia rasa saat ini. Naya tahu, bahwa hatinya memang tidak pernah berubah untuk Gian. Sebanyak apapun cowok yang datang dan pergi dalam hidupnya selama tiga tahun ini. Sesempurna apapun cowok yang pernah mengisi kekosongannya akibat kehilangan Gian. Naya selalu tahu bahwa untuk Gian hatinya selalu menyediakan tempat.

“Aku kangen kamu, Nay...” bisik Gian ketika kora-kora mulai melambat untuk berhenti.
Naya membelalak terkejut. Tersenyum kecil sekaligus pahit mengingat juga rindunya yang selama ini menyesakkan karena tidak pernah terobati. Selama ini ia simpan sendiri saja rindunya untuk Gian. Tanpa pernah mengucapnya kepada siapapun walau orang-orang mungkin melihat. Tapi ia tidak pernah jujur kepada mereka bahwa ia sangat rindu kepada cowok itu. Bahkan, memberi tahu Gian sendiri pun tidak.
Dan kali ini, ia biarkan rindu yang sudah tersimpan sejak lama dan selalu berlipat ganda meluap begitu saja di hadapan Gian langsung. “Aku juga, Gi...”

Gian tahu cewek di sampingnya sedang merasa tidak nyaman dan ia sudah menebak apa alasannya. Tapi untuk saat ini ia memilih untuk diam saja. Dan mengusap lembut pipi cewek itu sambil tersenyum ketika sudah keluar dari area Hysteria.
Tapi Naya malah menahan gerakan tangan Gian di pipinya. Tidak mau terhanyut lebih lama dalam sentuhan Gian yang selalu menghangatkan dan mendamaikan hatinya. Karena ia tahu bahwa hari ini hanyalah akan menjadi kenangan dan cerita pendek. Tidak akan berlanjut. Kecuali cerita tentang hatinya saja yang tetap mencintai.
Gian pun menurut akan isyarat Naya dan menurunkan tangannya. Kembali berjalan menelusuri jalanan Dufan. Kali ini dengan diam. Karena mereka sama-sama tahu bahwa hari ini hanyalah kenangan.

Dan untuk yang–mungkin–terakhir kalinya. Naya memandangi sosok Gian dengan motor birunya yang menghilang di ujung jalan.
Entah kenapa, untuk kali ini ia tidak merasa sakit. Hatinya sudah cukup lepas. Mungkin karena sudah tahu bahwa mereka sama-sama mencintai dan itu saja sudah cukup baginya?
Keinginan dan ucapan mereka berdua satu hari ini terbukti. Karena bahkan, setelah menghabiskan waktu seharian hingga malam pun. Pesan singkat dari Gian tidak muncul di ponsel Naya.
Cerita mereka tidak akan pernah berlanjut. Kecuali cinta.

Dan ia tahu, bahwa saat ini semua pertanyaannya sudah terjawab. Rindunya sudah terobati dengan pertemunnya dan Gian hari ini, permainan waktu mereka di Dufan. Semuanya seharusnya sudah lebih dari cukup. Seharusnya semua perasaannya untuk Gian sudah bisa lepas dan menghilang hari ini.
Tapi Naya tahu, bahwa semua kata ‘seharusnya’ itu tidak pernah berlaku untuk Gian. Perasaannya masih sama, semuanya masih sama, kecuali Gian. Ia sudah berubah.



Rabu, 24 Agustus 2011

Forever


Aku kira, kamu pergi hanya untuk sementara. Lalu, kamu akan kembali seperti semula. SMS, telepon, ucapan-ucapan, dan lainnya akan kembali seperti dulu.
Nyatanya, untuk selamanya yah?
Karena kamu sudah tidak kembali lagi..
Bahkan hingga ponselku menjerit tiap kali menerima SMS dan telepon. Berharap itu dari nomormu...
Nomor yang masih sangat kuhapal. Walau sudah kuhapus berkali-kali. Walau sudah tidak pernah lagi kugunakan - tepatnya mendapat panggilan atau pesan dari nomor itu.

#1 Tentang 'Bumi Di Atas Langit'

1. Jadi, #BDL adalah novel bergenre teenlit yang saya tulis bener2 pas 'remaja', 2SMA :))

2. #BDL ini kisahnya ttg cinta 3 remaja(2cowo, 1 cewe) yg satu cinta beda status yg satu lagi cinta pertama yg 'nyakitin'

3. kata @JennyThaliaF #BDL itu 'kayak' sinetron atau bhkan, bollywood yah? :D "but, you can make it better than 'sinetron' "

4. Ada Rosa, Revan, dan Rafa. Ya, ketiga-tiganya inisialnya 'R'. Ini awalnya gak disengaja. karena awalnya Rafa namanya Ethan... #BDL

5. Nama Ethan dgnti krn 2 hal. krn mnrut slah satu tmen nmanya ga cocok utk peranny dan krna saya pgn 'nyeragamin' nama mrka 'R' semua #BDL

6. Kenapa namanya diseragamin jadi 'R'? Untuk judul :) Kebiasaan saya klo bkin tulisan emg gkpake judul :D & wktu itu udh khbisan ide #BDL

7. Yah intinya, saya sgt jelek dalam bkin nama2 gitu, parahnya termasuk judul :| #BDL

8. Dpt judul 'Bumi Di Atas Langit' yg *ehem* oke ini dari siapa? Dari temen saya @mayaaii !! Thx a lot! :*

9. Covernya jugaaaa, ini hasil karya @Omidgreeny ! :') yg mau bikin cover ga usah bingung2, ke kak yomi aja ;;) #BDL

10. Dalam teenlit ini juga, saya pgn 'blg', selain proses PDKT yg srg bkin was2, 'dia suka gue atau gak?' dsb. Msh ada... #BDL

11. ...persoalan lain yg gabisa diabaikan begitu aja. Dan kalian gabisa 'egois' utk memaksakan sesuatu terjadi sesuai kehendak #BDL

12. Di situlah terlihat, klo gak semua keinginan kita bisa tercapai. Ada beberapa hal yg di luar kendali diri kita #BDL

13. Dan ketika itu terjadi, kita cuma bisa bersabar dan belajar ikhlas. Setelahnya akan ada proses move on yg menyenangkan kok :) #BDL

14. Dari kisah Rosa-Rafa, akan kita lihat klo ga semua kehendak kita tercapai dan gak boleh egois utk memaksa #BDL

15. Klo dari Rosa-Revan, klo bner2 sayang&cinta sma pasangan, gak cukup kitanya aja yg merasa, tpi org itupun hrus tw #BDL

16. Oke, dari segi judul dan cover novelnya menurut saya udah keren banget *narsis* semoga isinya pun 'keren' yah, gak mengecewakan :)) #BDL

17. Dan, tagline #BDL ini 'Ketika mencintai dan dicinta aja nggak cukup'. Menggambarkan permasalahan mereka bertiga, Rosa-Revan & Rosa-Rafa

18. Tagline #BDL sama percis sprti yg saya rasakan #eh *gakjadicurcolah*

19. #BDL ini saya terbitkan sendiri dgn bantuan @nulisbuku , bner2 deh nulisbuku ini "PUBLISH YOUR DREAM" banget ! :)

20. Jadi, klo ada yg mau 'penasaran' sama #BDL , silahkan aja download samples-nya dulu di http://j.mp/oCbSM0 ;;)

21. . Atau, utk lgsg cek cara2 ordernya baca di: '[HOW TO BUY] Bumi Di Atas Langit'

22. Cara order #BDL yg paling gampang sih, ya pesen langsung ke penulisnya aka ME! :))

23. Tapi maaf, utk skrg gabisa lgsg diurus ordernya, karena nulisbukunya udah mulai libur lebaran :| Stlah tgl 5sept akan diproses lg #BDL

24. Utk berita terbaru ttg #BDL , silahkan cek TL twitter saya ini, atau blog personal : http://j.mp/roP6ns *sekalianpromositwitterblog* :))

25. Terakhir: Terima Kasih bnyak utk semua tmen2 yg bantu #BDL terbit! Terutama @nulisbuku yg udah bantu terbitin ;P

26. Cerita lbih lengkap, coming soon di my blog yaaa ;P #BDL

27. Makasih semuaa ! Maaf yaa TL-nya dipenuhi cerita & promosi #BDL. Karena bisa publish impian dan karya sendiri itu WOW banget rasanya :)

28. Pokoknya, semua yg mau beli lgsg ke saya, kasih tw aja yaa, nnti dksih tw langkah selanjutnya ;P #BDL

Tentang Kita, Kapan?



Kita, bercengkrama tiap malam. Beraktifitas di pagi hingga sore hari dan hanya bertukar sapa beberapa kali. Tapi di malam hari dan menjelang subuh. Kamu milikku. Hanya ada aku di dalam hidupmu dan begitu juga denganku. Kita bertukar cerita tentang hari dan hidup. Sesederhana itu memang. Bahkan untuk berbicara tentang cinta yang rumit, atau bahkan tentang ‘kita’ saja, kita tidak pernah. Hanya ada aku, atau kamu, bukan kita.

Hingga kita tak sadar, bagaimana waktu berjalan dan malah orang yang mulai mempertanyakan status.

Dan aku pun sadar, bahwa ternyata hati pun bertanya.

Tentang hidup; cita-cita, impian, dan sekolah. Sudah sering kita bicarakan.



Tapi tentang kita? Kapan?

#Kangen

Tetiba, ngerasa kangen…… berat stlah lama gak pernah mikirin lagi. Kangen aja, boleh kan? Cuma sekedar pengen tahu kabarnya kok :’)

Jatuh cinta itu indah. Tapi, sepaket dengan #kangen yang (kadang) menyiksa

Tapi, merasa #kangen tanpa perasaan khusus apa2 lagi juga bisa aja kan? Yang dipengen cuma tahu kabarnya aja stlah sekian lama lose contact

Aku cuma #kangen dia-kamu. sesimpel itu. karena ini bukan tipe kangen yg akan dan harus diobati dengan senyuman kamu kok :’)

Dan yg aku suka dari momen #kangen kamu itu adalah, inspirasi yg gak ternilai begitu aja datang.

Dengan inspirasi itu aja, udah cukup bagiku untuk mengobati #kangen sama kamu. Pengganti yang cukup dengan senyuman dan suara kamu

Dengan begitulah aku #kangen kamu.(sekali lagi) Inilah tipe kangen yg gak perlu karena gak akan terobati sama kamu langsung :((

Dan kenangan aja juga cukup kok utk mengobati #kangen . #eh, malah memperparah yah biasanya?? :)))

Ternyata ada perasaan lain yg lebih hebat ya? #kangen :)

Sekalipun udah gak cinta, udah lose contact, udah jadi mantan, atau bhkan musuh. Tapi klo udah #kangen mah ya kangen aja

Selasa, 23 Agustus 2011

[HOW TO BUY] 'Bumi Di Atas Langit'




Alhamdulillah… Akhirnya novel saya (teenlit) ‘Bumi Di Atas Langit’ sudah bisa disebarluaskan :D

Jadi, buat temen-temen yang mau *ehem* beli novelnya. Bisa membeli dengan beberapa pilihan cara:


1. Buka website nulisbuku.com dan cari dengan kata kunci title ‘Bumi Di Atas Langit’ atau langsung klik di sini. Dan silahkan ikuti perintah selanjutnya.

2. E-mail admin Nulis Buku ( admin@nulisbuku.com ) dengan format :

Nama Pengirim:

Alamat Lengkap:

Nomor Telepon:

Judul Buku:

Harga Buku:

Jumlah Buku


3. Bisa juga langsung pesan ke saya via e-mail ( justmyshatara@yahoo.com ) atau mention di twitter @cHaMarsya

Jika menggunakan cara nomor 1 dan 2, maka kalian akan mendapatkan konfirmasi dari admin Nulis Buku mengenai jumlah yang harus ditransfer ( harga buku+ongkos kirim ).

Tapi, jika menggunakan nomor 3, maka akan mendapatkan konfirmasinya dari saya :)

Untuk review atau sedikit cerita-cerita mengenai novel ini, silahkan simak di timeline twitter saya ( @cHaMarsya ) dan juga di blog pribadi saya ini ( justmyshatara.blogspot.com ).

Trims, :)

Senin, 22 Agustus 2011

Di Antara

Aku bahagia.
Ya, aku percaya itu dan itu memang tidak bohong. Karena ternyata, banyak kebahagiaan di sekelilingku.
Tapi, kenapa dengan sebanyak kebahagiaan ini. Kenapa masih ada sesak di antaranya?

Kenapa masih ada sedih di antara kebahagiaan?

Minggu, 21 Agustus 2011

Tumblr #2


Dalam banyak kemungkinan. Dalam banyak detik yang tercipta.
Aku melihat, bahwa hanya butuh satu detik untuk melihatmu dari sekian kesempatan.


Dan begitu saja, kuberikan hati ini sukarela.
Supaya bsa berpasangan dengan milikmu. Secepatnya. Dan selamanya.


Tapi terkadang, aku malah ingin lepas dari cintamu.
Yang walau indah, tapi terkadang menyesatkan.


Lalu biarlah, cinta ini hanya menjelma menjadi rindu yang tertata rapih.
Tidak kau rubahnya menjadi kepingan memori indah lainnya.
Salah siapa terlalu takut hati akan retak?
Padahal, jika mungkin kita mencoba, bukankah banyak kesempatan untuk menyatukan hati?
Lalu, mengapa menyerah begitu saja, Sayang?
Padahal, kita saling mencinta, iya kan?



Yang aku tahu, hanyalah mencintaimu...
Ketika hati terlalu sempit untuk menahan rindu dan harapan.
Yang nyatanya asa.
Yang sudah kutahu, seharusnya kuhempaskan saja kepingan-kepingan cinta ini.
Tapi, siapakah aku rela melakukannya?
Ketika jiwa terlalu patuh pada cintamu?



Kedua hati ini terluka, aku percaya itu.
Siapa pula yang tidak merengek kesakitan pada sesuatu bernama 'perpisahan'?
Padahal, kau sudah tahu dan selalu diingatkan.
Janganlah terlalu bahagia dengan 'pertemuan'.
Karena tak pernah ada pertemuan abadi.
Dan bertemu kembali dengan seseorang di masa lalu. Ketika bahkan logikamu tahu, bahwa masih banyak rasa yang tertinggal. Tak pernah mampu lenyap.
Apa yang ingin kaukatakan padanya?
Aku? Banyak. Dan yang paling utama, hanya ingin ia tahu. Bahwa aku mencintainya tidak pernah keliru.
Tapi, apa yang bisa kaukatakan?
Aku? Tidak ada.
Karena ternyata cinta membungkam total mulutku dengan rindu yang sesak.

Perpisahan hati selalu mampu membuatmu 'tak hidup' berhari-hari.
Bahkan kehilangan jiwa dan cahaya hidupmu berbulan hinggan bertahun lamanya.
Aku? Hanya berhari-hari.
Karena aku selalu punya cinta yang menguatkan.
Cinta yang kupercaya, tak perlu lagi mendapat balasan.
Tapi di lain sisi, atas nama cinta yang sama. Aku selalu rela jika harus menukar waktuku untuk bisa bersamanya. Lagi dan selamanya.

Tapi, khayalan tetaplah khayalan.
Apalagi jika hanya sebuah khayalan yang tercemar karena masa lalu.
Kau tidak akan kuasa untuk menolak atau bahkan melenyapkannya.
Tapi, kau juga akan selalu tahu,
bahwa kemungkinannya nyata hanyalah satu berbanding satu juta.

Dan pada akhirnya, aku hanya akan bisa mencintaimu saja.
Tanpa pernah lagi bisa bercengkrama denganmu.
Tanpa perna lagi mampu mendapat cintamu.




Dalam rindu, wajahmu selalu hadir dalam kaca yang transparan.
Sejernih itulah juga cintaku padamu.



Akankah, suatu hari lagi kita bertemu?
Di mana hanya ada aku dan kau.
Dan bukan diam saja.
Tapi canda tawa akan kembali menyelimuti.
Akankah, Sayang?
Oh, kau ragu?
Apa?
Kau salahkan cintaku yang terlalu besar untukmu?
Suruh siapa membuatku jatuh cinta padamu?


*beberapa foto dari Dramatic Elegance *

Diamku



Jangan langsung kau artikan diamku ini, Sayang…
Percayalah bahwa bukan maksud untuk membenci dengan diam.
Hanya saja aku tahu, bahwa masih ada yang belum beres dengan hatiku.
Masih terlalu banyak kalimat yang tersimpan.
Dan masih terlalu banyak rindu serta cinta yang menginap.
Aku hanya, terlalu mencintai bayanganmu…
Maka, bisakah saja kau hilangkan bayangan itu dari benakku dengan wujud aslimu?
Hingga aku tak akan pernah bungkam dan mampu tersenyum kepadamu.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Satu

"Dalam hidup tuh memang sering ada satu orang yg nggak bisa dilupain..."
- @AlberthieneE

Jumat, 19 Agustus 2011

Jatuh Cinta(saja)

Aku dan dia jatuh cinta di saat yang salah.
Di mana aku masih penasaran dengan seseorang di masa lalu yang membuatku berpikir tidak akan bisa jatuh cinta selain dengannya. Tapi malah meninggalkanku tanpa alasan. Dan dia, begitu saja datang dengan kesederhanaannya. Membuatku tak percaya bisa jatuh cinta dengannya karena dia tak lebih sempurna dari seseorang di masa lalu. Begitu pun dengannya padaku. Katanya, begitu saja ia merasa cinta yang beberapa saat pernah hilang darinya. Tapi sayang, sudah ada seseorang di sampingnya.
Dan aku tahu, sampai kapanpun dia tak akan meninggalkan perempuan itu walau juga mencintaiku. Dia hanya ingin membuat perempuannya merasa aman dan tidak tersakiti di sana. Perempuan yg sudah menemaninya lebihndari lima tahun. Perempuan yang sudah memberinya mata yang hilang darinya karena kecelakaan mobil setahun lalu. Perempuan yang kini tidur dengan tenang beralas dan berselimutkan tanah. Melihatnya menangis tiap kali duduk di depan batu nisan ini. Aku tahu dia tidak akan menjnggalkannya. Perempuan yang Pergi meninggalkannya karena kecelakaan yang sama setahun lalu.

Malam itu, untuk pertama kalinya...

Ini adalah sekian malam yang kuhabiskan dengan bersembunyi di balik laptop. Berpura-pura sibuk dengan tulisan di hadapanku. Oh tidak, aku tidak berpura-pura sebenarnya. Karena memang sedari tadi aku 'berusaha'. Hanya saja lebam di tangan kiri akibat hentakan keras Gian tadi yang menyebabkan tangan kiriku bertemu dengan besi pagar rumahku sore tadi. Nyerinya tidak tertahankan. Masih berdenyut ngilu hingga tengah malam. Dan aku tidak bisa tidur.
Sebenarnya, mungkin ini adalah keseribu malam di mana beberapa bagian tubuhku lebam. Biasanya, lebih ringan atau bahkan lebih parah daripada ini. Aku tahu aku kesakitan, Gian pun tahu itu. Hanya aja, emosinya yang sering tidak terkontrol dan sialnya, seringkali aku di sampingnya, membuatku menjadi 'korban' pelampiasan amarahnya.
Aku tidak pernah bercerita pada siapapun. Tidak pada Ratih, sahabatku, apalagi orang tuaku. Karena dua orang dewasa itu terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Sedangkan, jika aku memberi tahu Ratih. Tentu saja ia akan memaksaku untuk putus dengan Gian. Padahal, bagaimana mungkin aku sanggup berpisah dengan Gian jika selama ini ialah yang mengisi penuh kekosongan hatiku. Ya, mungkin aku terlalu cinta. Sialnya, pada lelaki yang mencintai dan kucintai tapi sekaligus menyakitiku dengan lebam-lebam ini. Dan aku hanya bisa diam, sendiri menanam sakit dan bertahan dengan cinta jika tak ingin kehilangan Gian. 
Beberapa kali dalam malamku. Ku dengar suara-suara berasal dari jendela kamar. Dan malam ini, kuberanikan diri untuk menghampiri jendela itu dan menyibak gorden.
Lalu Kupandangi jendela kamar yang selalu menarik perhatianku karena terus mengeluarkan bunyi akibat bertabrakan dengan angin. Dengan niat, ingin melihat malam. Dan saat itu, aku melihat'nya'. Oh tidak, 'mereka'. Karena aku melihat ada anak kecil dengan kepala botak dan celana boxernya mengintip di balik lelaki yang berdiri tepat di jendela. Memandsngiku dengan senyum penuh artinya. Lalu, ada pula wanita dengan rambut panjang yang tergerai indah hingga ke lutut di samping lelaki itu. Samar, kulihat mata wanita itu seperti lebam dan ada beberapa titik yang mengeluarkan darah di wajahnya.
Dan perlahan, kupandangi dengan lebih seksama wajah lelaki itu. Oh ternyata bagian sebelah kanan wajahnya habis dan hanya tampak merah dengan lebam yang sangat jelas.
Mereka, tersenyum penuh arti kepadaku. Tentunya kubalas dengan senyuman. Bukankah memang seperti itu harusnya kita balas senyuman 'orang' lain? 

Malam itu, untuk pertama kalinya, aku tak merasa sendirian.

Kamis, 18 Agustus 2011

'Let Go' by Windhy Puspitadewi



Kau tahu apa artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya.

Raka tidak pernah peduli pendapat orang lain, selama ia merasa benar, dia akan melakukannya. Hingga, suatu hari, mau tidak mau, ia harus berteman dengan Nathan, Nadya, dan Sarah. Tiga orang dengan sifat berbeda, yang terpaksa bersama untuk mengurus mading sekolah.

Nathan, si pintar yang selalu bersikap sinis. Nadya, ketua kelas yang tak pernah meminta bantuan orang lain, dan Sarah, cewek pemalu yang membuat Raka selalu ingin membantunya.

Lagi-lagi, Raka terjebak dalam urusan orang lain, yang membuatnya belajar banyak tentang sesuatu yang selama ini ia takuti, kehilangan.



Novel-novel GagasMedia, as always ,melalui sinopsisnya akan ‘menarikmu’ tak berdaya seolah magnet beda kutub yang tarik-menarik. Bedanya, dalam hal ini cuma ada kita yang ‘ditarik’ sama si novel dan nggak berdaya untuk menolak godaan. Mengabaikan novel begitu aja di etalase toko buku untuk nggak dibeli.

Dan itu selalu aja terjadi sama saya. Banyak dari novel GagasMedia yang dari sinopsisnya udah ‘nyedot’ imajinasi dan kenangan #abaikan.

Dan dari sekian banyak yang udah saya baca. Kali ini mau me-review Let Go-ny Windhy Puspitadewi.

Kelebihan utama yang saya kagumi dari novel ini adalah karakterisasi yang kuat. Sehingga karakterisasi ini sangat mendorong konflik dan solusi dalam cerita. Well, saya emang belum baca novel Kak Windhy yang lainnya, jadi emang nggak tahu apakah Kak Windhy melakukan ini di novelnya yang lain atau Let Go aja. Semoga sih di semua novelnya J

Awal baca, jujur saya agak bĂȘte karena bahasanya yang kerasa terlalu baku dan nggak ngalir. Tapi terus saya baca karena itu tadi, saya penasaran sama konflik yang akan ada dalam novel ini karena menyadari bahwa karakterisasinya kuat.

Ada Caraka, anak kelas sepuluh yang baru masuk empat bulan dan udah berantem selama empat kali. Menariknya, dia orang yang ‘suka’ ikut campur urusan orang tanpa peduli sama pendapat orang lain.

Lalu Nathan, si ganteng, tajir, dan jenius yang ‘dingin’ sama sekitar. Sinis dan tegas dengan pendiriannya. Tapi nyatanya, di balik semua sikap dinginnya. Dia perhatian dan baik… banget.

Juga ada Nadya, ketua kelas yang ‘mandiri’ banget. Termasuk siswi yang aktif di sekolah; OSIS, klub judo, majalah sekolah, dan lainnya. Hingga dipandang sama temen-temen cowoknya sebagai cewek maha sempurna tapi nggak perlu untuk ‘dimilikin’. Karena para cowok ngerasa, berada di samping Nadya mereka tidak akan dibutuhkan karena kemandirian cewek ini. Sedangkan ego para cowok, pengen jadi ‘shelter’ bagi ceweknya.

Dan nggak lupa, ada Sarah yang lembut dan nggak bisa ‘menolak’. Hingga kebaikannya ini dimanfaatin sama lingkungan sekitar yang lama-kelamaan merugikan dirinya sendiri.


Caraka, sengaja ‘dimasukkan’ ke tim majalah sekolah, Veritas, oleh wali kelasnya Bu Ratna. Digabungkan dengan ketiga teman sekelasnya di mana mereka semua nggak pernah akur – pada awalnya. Tapi Bu Ratna bilang ke Raka, bahwa beliau memasukkannya ke Veritas bukan karena tanpa alasan. Tapi ada hidden agenda di dalamnya. Dan ini membuat Caraka sendiri heran dan kebingungan. Begitu juga dengan kita – pembaca.

Hingga akhirnya, saya mulai melupakan kebetean tadi dan mulai menikmati novel ini di bab dua. Dan percayalah, kalian nggak akan nyesel bacanya sampe akhir. Karena akan kalian temukan banyak hal-hal simpel tapi ‘ngena’ dalam kehidupan sehari-hari J

Beberapa bagian favorit yang mau saya share adalah:

1. Hal. 137

“… kamu emang terlalu baik, Ka,” desah Nadya. “Pantas aja hampir semua cewek di kelas suka kamu.”

“Hah?”

“Kamu nggak tahu, ya?”

“Nggak ada yang pernah ngomong ke aku.”

Nadya memutar bola mata. “Tentu aja mereka malu, tolol. Mereka nunggu kamu ngomong duluan.”

“Tapi, aku kan nggak cakep, nggak pinter, nggak keren,” ujar Caraka masih tak percaya dan sedikit minder. “Apanya yang bisa disukai?”

“Karena kamu nggak sadar kalau kamu keren itulah kamu jadi sangat keren,” jawab Nadya.

Ya, di bagian ini sangat diperjelas dan mempertegas deskripsi Caraka dari sebelumnya. Bagaimana istimewanya cowok itu dengan kesederhanaannya. Dan ini jadi magnet tersendiri untuk para cewek, temen sekelasnya.

Tanpa kita sadari, seringkali kita emang jatuh cinta CUMA karena hal-hal sederhana kayak gini lho… ;)

2. Hal. 138-139

“Tapi gimana kalau yang terperangkap adalah ulat yang belum jadi kupu-kpu? Orang tetap nolong, nggak? Padahal keduanya sama. Di dunia ini, memang harus cantik supaya ditolong.”

“Emangnya ada yang kayak gitu? Kenapa harus cantik biar ditolong? Nggak masuk akal! Dangkal banget!”

Nadya tersenyum. “Ini yang kumaksud.”

“Hah?”

“Itu yang bikin kamu disukai cewek-cewek,” kanjutnya. “Kamu nggak pernah milih antara ulat dan kupu-kupu.”


Bagian ini emang nggak terlalu penting untuk ceritanya sih. Tapi sekali lagi, adanya bagian ini memperjelas keistimewaan Caraka di mata orang lain, khususnya para cewek. Di samping itu, ini adalah hal ‘kecil’ yang sering terjadi di sekitar kita tapi nggak kita sadarin. Tapi saya sih, pernah ngerasa hal ini beberapa kali terjadi karena ‘diskriminasi’ ini. Semoga tobat yah orang-orang yang nolong cuma untuk kaum ‘kupu-kupu’. Karena kita semua ini samaaaa :))))


3. Hal. 140

Dada Caraka bergemuruh. Akhirnya dia sadar kenapa tadi mati-matian menghafalkan semua lagu Mozart. Dia ingin bisa menikmati apa yang dinikmati oleh Nadya. Menyukai apa yang disukainya, tertawa bersamanya, tersenyum bersamanya. Dia sadar dia telah jatuh cinta.

Bagian ini, pertama kalinya Caraka sadar bahwa ia jatuh cinta sama Nadya. Ya, Nadya si cewek mandiri yang ternyata asik banget untuk jadi tempat ngobrol. Dan di smaping Nadya inilah, Carak ngerasa ‘lepas’ dan seneng banget. Hingga melakukan beberapa hal kecil sederhana untuk ‘menyentuh’ cewek itu.

Ini bener-bener sweet lhoo :’)

4. Hal. 195

Caraka menarik tangan Nadya dan menggenggamnya, mencoba mencairkan suasana.

“Ini sudah cukup,” kata Nadya tiba-tiba.

Caraka menghentikan langkahnya dan menoleh, wajah Nadya memerah.

“Ini saja sudah cukup,” ulangnya. “Aku udah bisa merasakan perasaanmu.”

Jantung Caraka serasa berhenti untuk beberapa saat.

Ternyata, emang hanya sesederhana ini, batinnya. Nggak perlu ciuman, pelukan, nyanyian, atau puisi. Kalau kamu menyukai seseorang dengan sangat, tindakan kecil seperti ini saja sudah cukup mewakilinya.

Ini juga sweet bangeeeet :’)

Dibaca aja deh untuk tahu kenapa bagian ini ‘sweet’ ;)


Dan nggak ketinggalan, bagian Caraka 'nembak' Nadya!

Di mana Nadya blak-blakan bilang dia patah hati sebelumnya. Dan Caraka yang ngerasa deg-degan lalu lega ketika Nadya bilang tentang perasaannya ke Caraka.

"Ternyata, merasa senang dan lega dalam satu waktu cukup menguras energi," katanya. (Hal. 193)


Pokoknya, Let Go akan membuatmu tersenyum kecil, haru, dan tertawa sendiri dengan hal-hal simpelnya. Paling lucu itu, kalo Caraka lagi 'debat' sama Nathan tentang rasa peduli mereka yang sama-sama udah lewat batas satu sama lain.