Rabu, 30 Maret 2011

Dengan

Dengan waktu kita bertemu
Dengan percakapan kita dekat
Dengan senyum getar itu terasa semakin kencang
Dengan tawa tak bisa ku kendalikan lagi rasa
Dengan mata aku melihatmu yang berada di sana

Lalu dengan cerita aku melihat
Bahwa ada yang ganjil
Bahwa ada penghalang jika ku ingin melangkah lebih dekat
Lalu dengan kenyataan aku terluka
Dengan waktu kini malah tersiksa
Dengan senyum semakin terpuruk
Tapi dengan percaya aku kuat
Dengan cinta aku bertahan

Kamu, jika suatu saat kita kembali bertemu
Dan tidak ada seseorang di samping kita
Kamu, maukah kamu membagi sisa waktumu
Hanya denganku ?

hot chocolate and mint: Highschool Talk of The Day

hot chocolate and mint: Highschool Talk of The Day: "Sam: I think I love you. Quinn: Oh my God...are you proposing? We've known each other for 6 weeks. Stand up, you're freaking me out. Sam: ..."

Senin, 28 Maret 2011

A Chance

Kalau saya diberi kesempatan untuk mencintainya. Akan saya cintai ia dengan sepenuh hati dan berusaha untuk tidak menyakiti.
Karena, "Kalau diberi kesempatan untuk mencintainya dengan sungguh-sungguh. Kenapa harus mengkhianati?" (Sissy, Lukisan Hujan, by Sitta Karina )

Tapi yah, itulah harapan yang ternyata masih menyelinap di hati saya hingga detik ini.
Bagaimanapun, saya hanya berharap itu terjadi ketika tidak ada 'orang lain' , siapapun, di sampingnya.

Akankah hal itu terwujud suatu waktu?
Entahlah.

Minggu, 27 Maret 2011

18. Apa arti ulang tahun bagimu?



Sebelumnya, mau terima kasih yang berlimpah dan juga doa untuk orang-orang yang dengan baiknya ngucapin ulang tahun ke saya :)
Secara langsung, yang ketemu saya sepanjang hari ini, lalu via FB, twitter, sms, atau bahkan telepon juga. Semuanya terima kasih :)

Kembali ke judul postingan ini. 'Apa arti ulang tahun bagimu?'
Bagi saya banyak.
Yang terutama adalah, sebagai pengingat, bahwa kita telah diberi kesempatan oleh Allah swt. untuk bisa menjadi khalifah dalam bumi ini. Tugas kita pula, bisa menjadi khalifah yang baik dan berguna bagi bumi ini.
Selain itu, sebagai ungkapan bahagia atas eksistensi selama hidup di dunia ini. Bagaimana orang-orang mengingat hari paling utama kita lahir di bumi. Bagaimana ornag-orang mau meluangkan sedikit waktunya untuk membagi ungkapan 'selamat ulang tahun' dan mengucap doanya untuk kita.

Saya terharu, ketika pagi-pagi, dapet beberapa sms dari teman-teman lama yang berada jauh, beda pulau, atau beda kota. Teman-teman kecil, yang menghabiskan masa SD, dan awal SMPnya dengan saya. Sudah lebih dari enam tahun tidak bertemu. Belum pernah bertemu lagi karena banyak halangan. Tapi, pagi ini mereka mengirim sms untuk mengucapkan ulang tahun dan mengucap doanya. SMS, yang menurut saya sarana yang lebih intens, sensitif dibanding social network.
Bukan, bukannya saya tidak menghargai atau lebih cenderung menyukai ucapan melalui SMS. Hanya saja, saya merasa tersentuh dengan SMS sebagai sarananya. Karena bahkan, semenjak ada social network yang saya rasa intensitas diceknya menyamai dengan ponsel. Saya sendiri lebih cenderung mengucapkan 'Selamat Ulang Tahun' dan sebagainya melalu social network itu. Bukan, SMS. Bahkan, seingat saya. Sangat jarang saya mengucapkan ungkapan-ungkapan itu melalui SMS.

Lalu, ulang tahun bagi saya sendiri, adalah...
kesempatan untuk merenungi, apa yang telah saya lakukan selama satu tahun kebelakang. Lalu, merenungi pula, apa yang ingin dan akan pasti dilakukan selama satu tahun ke depan. Memanfaatkan kapasitas-kapasitas serta kesempatan sebagai individu yang lebih dewasa. Yang seharusnya, lebih banyak hal yang bisa dilakukan dan bermanfaat.

Selama satu tahun ini pula, sebagai remaja berusia 17 tahun. Saya merasakan banyak pergolakan dalam diri, yang kata orang, memang banyak dirasakan ketika kita berumur 17tahun. Umur dimana, kita mulai bisa menentukan suatu keputusan untuk hidup dan memang dipercaya untuk melakukan keputusan itu. Maka, saya pun mendapat banyak kepercayaan mengenai hal itu dari orang tua. Mulai dari keputusan untuk menentukan jurusan dan universitas untuk kuliah, hingga memanfaatkan dan menggunakan waktu pulang malam bukan untuk hal-hal yang gak bermanfaat.
Pergolakan yang lain, saya merasa menjadi individu yang lebih realistis. Saya nggak 'keseringa' berkhayal, bermimpi untuk suatu hal yang di luar kapasitas saya. Realistis, karena melihat dulu kepada pencapaian-pencapaian saya sebelumnya, Juga, kepada hal-hal yang terjadi sebelumnya.
Termasuk dalam urusan asmara :p *curcolnya nggak bakal banyak kok, haha*

Ckup sekian deh postingan saya mengenai 'arti ulang tahun' bagi saya pribadi ! :D
Mau merenungi dulu semuanya, dan bikin list tentang resolusi-resolusi hal kecil hingga besar untuk masa depan :)

Untuk siapapun yang berulang tahun yang sama dengan saya. Tanggal 27 Maret ini, Happy Birthday yah ! Semoga satu tahun ke depan dengan umur yang baru, yang lebih dewasa, bisa lebih bermanfaat :)

Jumat, 25 Maret 2011

Masa Lalu, "Part f Your Life"

Tulisan yang 'jadi' bermula dari sepuluh twit. Setelah dipikir-pikir. Kenapa nggak di-post di blog dan dijadiin notes aja yah? :D

Jadi, inilah hasilnya. Tulisan mengenai pemikiran saya akan kehadiran seseorang di masa lalu, di dalam hidup kita :)


***


Salah satu hal yang paling mengejutkan, menumbuhkan segala rasa aneh adalah bertemu dengan seseorang di masa lalu. Karena, ia membawa serta semua kenangan dan rasa di masa lalu. Masa lalu yang mungkin sangat ingin diulang, atau malah, dilupa. Tapi, bagaimanapun juga (mau pahit,mau manis) ia tetap salah satu 'Part Of Ur Life'. Seperti orang bilang, "Pengalaman adalah guru terbaik" Begitu pun dengan orang di masa lalu yang udah ngasih 'pelajaran' supaya kita bisa lebih baik di masa depan . Segala yang ia bawa adalah rasa. Jadi, janganlah disesali atau terlalu dipikirkan, karena memang hanya perlu dirasa, bukan untuk dipikirkan .

Saya pun selalu berusaha untuk gak menyesali kehadiran seseorang yang walau cuma bkin 'susah'. Tapi, saya lebih kepada bertanya, "pelajaran apa yang akan datang dengannya?" Percayalah, ia hadir gak cuma sekedar 'numpang lewat' kok. Tapi, pasti ada hikmah di balik semuanya. Susah untuk melakukan hal itu semua ke 'seseorang di masa lalu?' Emang susah! Saya pun masih mencoba. Tapi, susah bukan berarti gak bisa kan?

Yuk, kita belajar untuk berprasangka baik terhdap kehadiran setiap orang di hidup kita walau yang cma bkin 'susah' ! :)

Senin, 21 Maret 2011

Miss


Sepertinya, terlalu banyak hal yang saya rindukan detik ini.

Mulai dari masa 'ababil' di SMA bersama teman-teman di asarama.
Rindu dengan masa santai
Rindu dengan teman-teman lama yang berdomisil di tempat yang jauh dari saya.
Rindu dengan mata pelajaran pesantren yang serba berbau bahasa Arab.
Rindu dengan menulis karena kuliah yang menyita waktu dan energi, sehingga ngerasa nggak 'produktif' untuk menulis (ngeles mode on)
Hingga, rindu pada sebuah hati.
Oh nggak, ralat. Banyak hati :)

Tenang, saya nggak mau ber-galau ria tentang hati pada postingan kali ini kok. :D

Yang ingin saya sampaikan, hanyalah tentang rindu. Pada apapun itu.
Bahwa, ketika kita tidak lagi menemukan 'sesuatu itu dalam hidup, atau, lebih intens lagi, pada rutinitas harian kita. Pasti, rasa kehilangan yang berujung pada kerinduanlah yang akan kita temukan.
Seperti saya yang rindu pada masa tinggal di asrama dengan teman-teman.
Walaupun, hidup di asrama itu banyak 'susahnya' (senengnya juga banyak sih!) tapi tetap aja, masa tinggal di asrama, ketemu sama temen-temen 24jam. Mulai dari ngantri mandi, tidur, sampai makan bareng. Semua itu yang membuat rindu.

Ketika kita merasa ada ruang kosong. Sesuatu yang tidak kita temui dalam jangka waktu yang lama. Maka, rindu itu pasti datang :)
Ada rindu yang menyenangkan, ada juga rindu yang sangat menyiksa.
Biasanya sih, rindu yang menyiksa ini, karena kita nggak tahu, kapan batasan rindu itu bisa kita temui. Bahwa, ujung rindu itu tidak pasti kita ketahui kapan kedatangannya.

Hem, sebenernya, masih pengen posting, sharing lebih banyak lagi. Tapi, ooops, masih banyak tugas yang menanti. Especially, tugas Pengantar Teknik Industri mengenai Scientific Management .

Oke, next time disambung lagi. Pasti. Target, weekend bisa blogging lebih banyak lagi :)

Selamat menjalani rutinitas !
Selamat menikmati rindu pada sesuatu, pada seseorang ;)

Sabtu, 05 Maret 2011

When I'm done....


I'm DONE.
Terima kasih untuk kesempatan dan waktu. Saya kira, waktu , masa kini, masa depan, bisa memperbaiki. Tapi nyatanya tidak.

Saya sudah tidak perduli dengan apa katamu nantinya. Toh, selama ini pun kamu mengabaikan semua kan? Lalu, untuk apa kita bertemu jika hanya menyakitkanku saja?

Karena, ketika kamu kembali dulu, aku selalu bertanya, "Kenapa kamu kembali?"
Dan pertanyaan itu tidak pernah ku temukan. Yang ada, aku terus terluka sepanjang perjalanan mencari jawabmu. Juga mencari dirimu. Mencari kemana hatimu berlabuh saat ini.
Jika kamu kembali, atas nama 'pertemanan' atau 'silaturrahmi'. Maaf, untuk berbuat baik atas nama itu pun aku tak bisa. Aku lebih memilih berdosa memutuskan semua yang bernamakan pertemanan itu denganmu. Dibanding, melukai hati terus-menerus yang berujung pada dosa. Karena aku pasti akan menyalahkan waktu, atau bahkan takdir nantinya.

Karena dulu, aku sudah menguburnya dengan susah payah asal kamu tahu. Dengan segala kemantapan hati dan ketegaran yang selalu goyah karena penyesalan dan penasaran. Tapi akhirnya dulu aku bisa mengubur semua. Hingga kamu datang lagi, dengan seenaknya, menggali semua penguburanku hanya karena atas nama 'pertemanan' ? Seenaknya !

Seperti kata Amira dalam novel Coming Home - nya Seryana Khairil :

"Aku ingin bahagia. Dan aku berhak bahagia tanpamu."

Maaf, aku tidak bisa. Bagaimana mungkin aku akan memaafkan ketika berusaha menjadi 'teman biasa' pun nyatanya kita - aku dan kamu, tidak mampu?
Jangan nafikan dirimu. Jangan sekalipun memandang sebelah mata tindakanku. Jangan anggap remeh keputusanku kali ini.

"Tell me why I should stay in this relationship, baby. When I'm hurting baby. I ain't happy, baby?"
( Burn - Usher )

Aku pernah mengira, bahwa kamu kembali untuk membenarkan semuanya sekaligus memberiku ruang untuk memperbaiki. Nyatanya tidak. Bahkan, ketika aku maju selangkah lebih awal. Kamu tetap teguh berdiri di garismu tanpa membiarkanku masuk sedikitpun. Kamu tidak memberikan tanda, tidak memberikanku alasana kenapa aku harus bertahan.

Maka, aku mundur lebih dulu, lebih jauh. Lebih jauh daripada aku pernah melangkah maju.

Lalu, menguburnya kembali. Dengan keteguhan dan ketegaran yang lebih mantap. Dan tak akan ku biarkan kamu (kembali) seenaknya menggali sesuka hati.

Menguburnya lebih dalam. Jauh lebih dalam.

Jumat, 04 Maret 2011

Sesuatu yang Bernama Penolakan


Aku benci sepi.
Bukan, bukan karena aku takut akan sesuatu makhluk yang berbau mistis. Bukan juga karena aku takut kegelapan.
Tapi cuma karena aku takut terpikirkan kamu.
Karena, hanya pada saat seperti inilah, ketika sepi merengkuh jiwa dan pikiranku. Ketika tidak ada orang lain, sesuatu yang ku kerjakan dengan berpikir keras. Saat isi otakku tersita hanya karena kesepian. Saat itulah pikiran tentangmu akan datang.

Tentang kenapa kita akhirnya tidak bersatu?
Tentang kenapa akhirnya kita saling menjauh dan berpura-pura tidak ada yang terjadi?
Tentang kenapa yang hanya ada aku disini sendiri yang menginginkan.
Tentang kenapa aku harus bertahan sementara kamu sudah berlari jauh ke arah yang berbeda?

Tentang kita yang memiliki rasa tapi tidak bersama.

Sudah ratusan hari, jutaan detik yang ku pikirkan hanyalah ini. Ya, hanya ini.
Hanya semua yang membawaku kembali padamu.

Samar, aku kembali mendengar rekaman pembicaraan kita waktu lalu.

Dulu kau berkata, "Maukah kamu mengucapkan janji untuk menyatukan hati karena kita sudah sama tahu bahwa kita merasa yang sama?"
Tapi aku malah ragu untuk mengangguk ketika kamu berkata walau dalam hati aku juga berpikir dan merasa yang sama.
Dan kamu tertegun menatapku yang tak bereaksi. Bergeming dengan pikiranku sementara kamu menunggu.
Menunggu. Kata itu rasanya sudah akrab denganku dan denganmu.
Denganku, ketika aku menunggu seseorang datang dengan hati yang tulus tanpa pamrih. Tanpa membutuhkan alasan.
Denganmu, ketika menunggu adalah artinya kamu menunggu bisa merasakan kesempatan kita berdua.Kita bersama.
Tapi lalu, aku malah jatuhkan kesempatan itu. Hingga akhirnya kamu merasa sia-sia, lalu berlari. Tak mau lagi berbalik. Tak mau lagi mendengar. Tak mau lagi melihatku.
Ganti, aku yang terseok-seok mengejarmu yang lari entah kenapa. Lalu aku merasa, jarak kita sudah terlalu jauh. Dan yang bisa ku lakukan hanyalah menatap kepergianmu dan memilih jalan lain. Jalan yang berbeda denganmu tapi sama-sama yang berakhirkan 'bahagia'.

Suatu waktu, aku lihat kamu kembali. Menawarkan uluran tanganmu supaya aku bisa berdiri, berjalan, bahkan berlari seperti biasa. Seperti sebelum kamu datang lalu pergi lagi.
Aku kira, kita akan berjalan bahkan berlari bersama ke 'bahagia' itu. Tapi lalu, setelah aku berdiri dan bisa berjalan dengan harapan itu. Kamu malah berlari lagi, setelah melepas tanganku tanpa memerdulikan hati yang berteriak.

Ternyata, kamu hanya ingin membantu dan mengecek jiwaku. Sejauh mana aku rapuh tanpa hadirmu. Dan ya,itulah yang kamu lihat. Aku kuat dari luar, walau tak cukup kuat untuk berlari.
Kamu salah kalau menyangka aku kuat. Tidak. Karena kenyataannya, aku tidak sekuat itu. Aku tidak kuat ketika harus berlari sendiri, tanpamu ke 'bahagia' itu.
Aku hanya berusaha untuk terlihat kuat. Supaya kamu tidak menggenggam tanganku dan berjalan bersamaku hanya karena 'kasihan'. Supaya kamu tidak tahu, bahwa aku serapuh ini ketika kamu tidak ada. Kenapa? Karena ternyata hati ini terlalu mencintaimu. Supaya kamu tidak tahu bahwa aku terlalu mencintaimu. Karena aku takut, bahwa kamu malah tertawa ketika tahu itu. Menertawakanku yang rapuh tanpamu.

Kali ini, aku takut untuk berlari mengejarmu menuju 'bahagia' itu. Aku terlalu takut kamu tidak menyambut uluran tanganku untuk kau genggam. Aku lebih takut, kalau kamu tidak mengenaliku ketika aku berhasil mengejarmu di sebuah jalanan suatu detik. Aku takut. Aku takut akan sesuatu bernama penolakan karena kamu sudah mati rasa padahal aku masih menjaga setiap detik

Aku tahu, seharusnya, aku tidak mengikuti jalan kemana kamu berada. Seharusnya, aku memilih jalan lain. Terlalu banyak 'seharusnya' yang bisa ku lakukan. Tapi belum ada yang bisa. Karena aku tidak menemukan alasan untuk tidak mencintaimu ketika mencintaimu aku tidak mempunyai alasan.

Aku, hanya butuh satu alasan yang benar-benar kuat. Juga punya kesepakatan dengan waktu yang berlalu. Tentang kapan aku bisa berbelok dari arahmu berjalan.

Kamis, 03 Maret 2011

Rindu yang Menginap


Dear Simon,

Kamu, tak tahukah kamu bagaimana hati ini merasa?
Tolong, jangan lagi kau buat hati ini semakin lama menyiksa diri, menyalahkan sang pemilik atas masalah waktu. Masalah waktu yang belum bisa membuatnya lupa tentangmu, masalah waktu yang belum bisa memaafkan hingga menyesali yang telah terjadi hingga kamu pergi. Masalah waktu yang belum bisa membuat hati menemukan penggantimu.

Yah, pengganti. Bukannya aku egois. Tapi, sendiri ini tidak akan mampu membuatku lupa denganmu. Belum. Yah belum, karena aku yakin bahwa aku bisa, hanya belum saja. Hanya aku saja yang belum menemukan kesepakata dnegan waktu, kapan aku yang bisa pergi darimu. Karena sepertinya, bertahan seperti ini pun tidak akan mampu membuatmu kembali. Hanya aku yang ingin dna berusaha, tapi kamu tidak, bagaimana mungkin hati kita akan bertemu bukan?

Aku masih tak percaya bahwa akhirnya, ternyata aku yang belum bisa lupa. Sedangkan kamu sudah. Bahwa hanya ada aku yang ingin mengulangi dan memperbaiki semua tapi kamu tidak.
Sudahkah kamu lupa tentang waktu kita? Waktu dimana kita bisa saling berbagi tentang hidup

Aku ingin bercerita lagi. Inginnya, hanya denganmu. Hanya denganmu lagi. Dan percayalah, aku pun sangat ingin mendengar suaramu yang bercerita tentang dirimu. Tentang hidupmu.

Maukah kamu, melewati waktu lagi denganku?
Berbagi cerita hidup, denganku lagi?
Semoga iya, karena aku ingin.
Aku sedang berharap bahwa kamu akan berkata iya. Tapi kenapa, aku mendengar jawaban lain di luar sana yang bukan datang dariku? dan jawabannya adalah...
Tidak.

Aku tertegun. Diam, masih di tempat ini. Tempat dimana kita berpisah, saling melempar kesal tapi tidak mau mengakui bahwa sayang itu masih ada. Hingga akhirnya, waktu lah yang kembali memisahkan kita setelah menemukan kita lagi. Ya, waktu yang kembali memisahkan kita.
Ketika aku masih diam di tempat itu. Nyatanya, kamu sudah terlebih dahulu berjalan meninggalkanku di depan sana. Sudahkah kamu berteman dengan perpisahan tiba-tiba yang dilakukan pada waktu kita sehingga kamu merasa biasa saja? Tapi bagaimana denganku? Bagaimana denganku yang belum akrab dan terbiasa dengan perpisahan itu?

Dengan rindu yang menginap di hatiku setiap malam. Aku mengingat dirimu. Suaramu, perhatian kecilmu, hingga jokesmu.

Aku masih ingin, kesempatan kedua itu ada untukku , untuk kita. Itu pun jika kamu mau.
Percayalah, bahwa aku selalu menunggu di tepi hati. Berharap, suatu hari kamu akan kembali datang.

Sebuah Malam, Sepotong Pembicaraan, Sekeruk Penyesalan


Lagi, entah kenapa anganku kembali ke detik itu, hari itu, momen itu, detik itu.
Detik yang tidak pernah ku sangka bahwa aku telah melakukan sebuah kesalahan yang membuat dia pergi.
Aku terlalu bahagia saat itu. Sehingga tidak menyadari betapa berharganya waktu bersamanya. Waktu ketika ia ada di samping. Sehinnga ketika ia pergi, yang ku rasa adalah kehilangan yang amat menyiksa.

Katanya, kesempatan kedua selalu datang untuk ornag-orang yang berniat baik? Adakah kesempatan kedua itu datang kepadaku untuk memperbaiki semuanya? memerpaibiki segala sesuatu yang berjalan salah, yang berlalu dengan kesalah pahaman serta tanya tanda yang tidak pernah menemukan titik.
Karena hingga detik ini, dia seperti tidak peduli dengan apa yang telah terjadi.
Sudahkah kamu melupakan semuanya, Simon ?

Lalu, bagaimanakah aku dapat menemukan kebahagiaan bersamamu?
Apakah memang karena sudah seharusnya kita tidak pernah bersama? Tapi kenapa?

Kalau menatap bulan esok hari saja aku masih bisa. Kenapa menatap wajahmu tidak bisa?
Kalau untuk merengkuh bulan saja masih ada kesempatan, kenapa mencuri perhatianmu tidak ada ?

So this is me swallowing my pride. Standing in front of you saying I'm sorry for that night

It turns out freedom ain't nothing but missing you wishing that I'd realized what I had when U were mine

I'd go back to December turn around and make it alright
IF WE LOVED AGAIN I SWEAR I'D LOVE YOU RIGHT.
( Back to December - Taylor Swift )

I Swear, Simon. I'll make all things right. All that has been running with the wrong.
If you give me a second chance of course.

Selasa, 01 Maret 2011

Coming Home by Sefryana Khairil



Setelah melihat video ini, gue bener-bener jadi jatuh hati sama nih novel (padahal, baca aja belom)
dan menemukan (banyak) kata-kata bagus yang emang pas banget buat dijadiin sinopsis / review novelnya. Bikin orang tertarik untuk beli dan baca novelnya deh :)

Dan yaa, gue mau share kalimatnya. Kalo mau lihat langsung, yaa di klik aja videonya :)

"Ketika kenyataan mempertemukan mereka kembali"

Amira : "Kenapa dan untuk apa?"

Reyhan : "Semua akan lebih mudah tanpa perempuan itu"

Ketika harus sama-sama membaca diri sendiri"

Amira : "Karena aku ingin bahagia. Dan aku berhak bahagia tanpamu."

Reyhan : "Kenapa aku bisa berpikir tentang masa lalu yang sangat jauh?"

Amira : "Apa boleh kita berharap walau tahu itu tidak mungkin, Ray?"

Rayhan : "Aku tidak berharap yg berlebihan, Mira. Aku hanya ingin seseorang yg ada buatku saat
senang dan susah."

"Ketika semua memang tidak mungkin"

Rayhan : "Aku nggak mencari pembenaran apapun lagi. Satu hal yang benar adalah aku mencintai kamu."

"Coming Home adalah tentang kehilangan, memiliki, mempertahankan, harapan, berbagai kemungkinan."

Sinopsis novelnya :



[kategori] novel
[genre] domestic drama
[penerbit] GagasMedia

[editor] Rayina
[tahun] 2011

[ISBN] 978-979-780-464-0
[Harga] Rp. 39.000,-


Goodreads rating: 3.86 (14 ratings)

Hidup sendiri ternyata lebih gampang diucapkan ketimbang dijalani.

Mencari orang untuk dicintai sepenuh hati juga tak kalah rumitnya.

Tapi, tak ada yang lebih sulit daripada jatuh cinta kepada orang yang pernah membuatmu bersumpah tak akan pernah mencintai siapa pun lagi. Orang yang tak ingin lagi kau temui seumur hidup. Orang yang dulu pernah menduakan cintamu.

Orang yang bersamamu pernah bersumpah di hadapan Tuhan akan saling mencintai selamanya....

Ya, dialah orang yang kumaksud.

Dia yang kusebut sebagai ‘mantan suamiku’.


Oke, dengan ini, list novel yang pengen gue beli tambah banyak ! *menatap tabungan khawatir*
Kalo gue udah selesai baca, akan gue review sendiri deh novelnya :)

If the Internet and TV didn't exist, what would you spend most of your time doing?

writing a story, a life story, or.... anything to share

Ask me anything