Selasa, 31 Mei 2011

2G (Gian dan Gamtek) *Part 1*

(Part 1)

Jangan lupa gambar kalkir A2 harus di-ACC hari ini yah, asslab kita maunya hari ini

Naya menghela napas begitu selesai membaca sms dari Ardian, ketua kelompok untuk mata kuliah praktik menggambar tekniknya semester ini. Gambar kalkirnya yang sudah selesai digambar saja baru seperempat dari total gambar seharusnya. Dari empat lembar kalkir A2 yang harus digambar, ia baru menyelesaikan satu gambar yang selesai seratus persen. Sisanya? Paling-paling hanya garis tepi, etiket, dan gambar objeknya. Sedangkan garis ukur, dimensi, apalgi arsiran untuk gambar potongan. Sama sekali belum disentuhnya.

Dan waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Padahal, deadline-nya hari ini adalah jam tiga siang. Bagaimana ia bisa menyelesaikan sisanya jika waktu perjalanan ke kampus saja membutuhkan lebih dari satu jam?

Entah, haruskah ia membenarkan sikap malasnya pada situasi seperti ini dengan gambar yang belum selesai juga. Padahal, sudah lebih dari seminggu tugas ini diberikan. Tapi, kenapa empat lembar saja kalkir A2-nya belum kunjung selesai?

Padahal, pengerjaan gambar A4 dan A2 kertas HVS-nya dua minggu yang lalu tidak selama ini. Ia hanya membutuhkan waktu dua hari tanpa tidur untuk mengerjakannya. Memang sih, menggambar menggunakan kalkir dan rapido lebih rumit daripada gambar biasa menggunakan HVS dan pensil. Tapi, teman-teman se-kelompoknya saja, yang kebanyakan laki-laki, hanya memerlukan waktu tiga malam tanpa tidur. Lalu, kenapa ia – yang perempuan – seminggu saja belum selesai? Kesannya, seperti Naya pemalas saja. Padahal….

Gian.

Bolehkah Naya menyalahkan nama itu sehingga tugas gambarnya tidak kunjung selesai? Karena nama itu selalu saja tiba-tiba muncul di waktu Naya. Mungkin hampir tiap detik jika Naya tidak sedang berada dalam konsentrasi tinggi. Jika tidak? Sekali nama itu muncul, maka melenyapkannya kembali butuh berjam-jam. Bahkan mungkin, berhari-hari. Berlebihankah?

Bagi Naya tidak. Buktinya, sudah hampir seminggu nama serta wajah lelaki bernama Gian itu terus-menerus membanjiri pikirannya. Oh ya, dan jangan lupa beserta kenangan manis mereka pula.

Ah, harusnya gue ikutin kata Karin aja. Hubungin dia lagi setelah tugas besar gamtek ini selesai minggu depan.

Lalu, dengan cemas dan tidak fokus. Perempuan itu kembali mengecek ponselnya. Dan berharap ada balasan dari Gian. Dan sayangnya, lagi-lagi Naya harus menelan kecewa karena ponselnya tidak kunjung menampilkan pesan baru dari Gian.

Naya menghela napas berat. Lalu menyingkirkan jauh-jauh ponsel dari dirinya dan lembaran-lembaran kertas gambar kalkir. Berusaha untuk kembali, dan terus fokus pada gambarnya sampai gambar itu selesai seratus persen sebelum jam dua belas siang. Karena, percuma saja kalau gambarnya selesai tapi jam dua siang ia belum berada di kampus.

**

Akhirnya, tiga gambar sudah selesai total. Ah tinggal satu gambar lagi, batin Naya lelah. Satu gambar yang membutuhkan dimensi dan garis ukur. Rasanya, ingin ia skip saja gambar ini. gambar yang membutuhkan konsentrasi dan mata jeli untuk melihat setiap mili garis yang ditarik sebagai garis ukurnya.

Lalu Naya memilih untuk mengecek ponselnya terlebih dahulu. Berharap ada info bahwa deadline jumat siang ini ditunda sampai hari senin.

Ah, sayangnya nggak ada sms sama sekali dari Adrian. Hanya ada beberapa sms dari teman-temannya, lalu ia melirik jam sekilas. Dan ternyata sudah jam sebelas lewat. Naya mulai cemas, khawatir gambarnya tidak selesai juga. Namun, ketika ia mau meletakkan ponselnya kembali. Tiba-tiba ada pesan baru masuk.

Gue rasa, sebaiknya lo jalanin aja dulu hidup lo yg skrg. Lo gak perlu terjebak pada masa lalu yg serba tidak pasti di masa depan. Biarin aja smua masa lalu ada sbg kenangan, dan bukan kenyataan…

Naya langsung meletakkan ponselnya, sembarangan. Lalu mencoba untuk mengalihkan pikirannya dengan melanjutkan gambar terakhir yang tinggal sedikit lagi. Tapi nyatanya, percuma.

Seketika, sistem otak Naya kacau. Antara otak, otot, dan hatinya tidak ada yang sinkron. Yang lebih dominan adalah hati yang….hancur. Tidak mengijinkan otak untuk berpikir mengenai garis-garis mana saja yang harus ditarik. Berapa mili ukuran pastinya. Ia seperti anak kecil yang ingin menghitung, tapi tidak tahu bagaimana cara menghitung. Dimulai dari angka berapa? Satu, atau dua, atau tiga? Lalu dimana ia harus berhenti menghitung?

Lalu bagaimana dengan ototnya?

Jemarinya sama sekali tidak bisa memegang rapido dengan benar. Tidak bisa menggenggam supaya rapido itu tidak menarik garis yang salah, meluber, yang malah bisa menyebabakan gambarnya hancur sama sekali karena sifat tinta rapido yang permanen. Dan gambar dalam kalkir, sama sekali tidak boleh ada yang salah atau kotor.

Seketika, Naya bahkan seperti tidak tahu bagaimana ia bernapas. Apakah pada beberapa detik ia bernapas dengan benar dan baik? Ia bahkan, tidak tahu, bagaimana mengendalikan hatinya yang baik. Seperti selama satu tahun belakangan ini. Supaya tidak mengganggu otak dan otot yang sedang membutuhkan konsentrasi dan fokusnya. Bahkan, Naya malah seperti tidak berpikir apa-apa. Pikirannya kosong. Ia tidak memikirkan Gian, deadline kalkirnya yang tinggal tiga jam, garis mana saja yang perlu ditarik.

Yang Naya tahu, bahwa ada yang kesakitan. Ada yang berteriak memanggil otak untuk dihibur dengan pemikiran-pemikiran rasionalnya mengenai kenyataan.

Lalu ia menunduk, melihat ke arah sumber sakit. Ia pun akhirnya menemukan. Bahwa ternyata, hatinya-lah yang kesakitan. Meracau entah ke siapa dan karena apa. Semuanya serba tidak jelas. Gelap.

Karena bahkan, Naya masih tidak bisa berpikir ke arah manakah arti dari sms Gian itu? Memang, apa saja sih yang sudah ia ucapkan pada lelaki itu beberapa waktu yang lalu? Harus merasa apakah Naya dengan jawaban dari Gian itu?

Lalu, di menit selanjutnya. Ketika Naya memutuskan untuk menyingkirkan terlebih dahulu semua rapido dan lembaran gambar dihadapannya. Karena khawatir ada tetesan yang akan membuat gambarnya rusak. Naya baru menyadari sesuatu. Lama setelah ia membaca pertama kali sms Gian.

Dengan cara seperti ini-kah Naya harus tahu, bahwa tidak ada lagi kata ‘kita’ diantara dirinya dan Gian?

Berhenti sampai sinikah hubungannya dengan Gian?

Dan, apakah Naya rela dan mampu, untuk berhenti mencintai Gian sampai sini saja? Sampai titik dimana Gian memintanya untuk juga ‘berhenti’? Sama seperti lelaki itu yang sudah berjalan jauh meninggalkan masa lalu dan kenangan mereka?

Selanjutnya, Naya sadar, ada masalah lain yang sama sekali tidak bisa ditunda.

Sekarang sudah pukul dua belas lebih. Dan Naya harus segera bersiap untuk berangkat ke kampus. Dengan atau tidak selesai gambarnya.

Dengan atau tidak hatinya yang hancur berkeping-keping.

Dengan ia yang sama sekali tidak tahu kemana ia harus memungut kepingannya itu.

**



Mudah Saja - SO7


Tuhan
Aku berjalan menyusuri malam
Setelah patah hatiku
Aku bedoa semoga saja
Ini terbaik untuknya

Dia bilang
Kau harus bisa seperti aku
Yang sudah biarlah sudah

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja.. Cintamu seperti cintaku

Selang waktu berjalan kau kembali datang
Tanyakan keadaanku

Ku bilang
Kau tak berhak tanyakan hidupku
Membuatku semakin terluka

Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Coba saja lukamu seperti lukaku

Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Kau tak berhak tanyakan keadaanku
Mudah saja bagimu
Mudah saja untukmu
Andai saja cintamu seperti cintaku

Mudah saja…


Senin, 30 Mei 2011

Jika Mencintaimu....

"Jika mencintaimu pun aku tidak boleh. Bolehkah aku tetap merindumu?"

"Jika mencintaimu pun aku tidak boleh. Maka ijinkanlah aku untuk menjadikanmu sebagai inspirasi dalam setiap kalimat yang ku susun."

"Jika mencintaimu pun aku tidak boleh. Lalu, mengapa melupamu pun aku tidak mampu? Kenapa, kamu, masih tidak mau pergi ?"

"Jika mencintaimu serupa musim. Mengapa tidak ada musim gugur di dalamnya? Cintaku tidak pernah berguguran. Hanya bersemi, dan membeku atau membakar kala rindu."

"Jika mencintaimu serupa film. Mengapa tidak pernah ada akhir-nya ?"

"Jika mencintaimu serupa lagu. Maka, ku temukan nada dan sajak cinta yang sama berulang, tak pernah berubah di reff ."


*Oke, sampai sini saja permainan kata saya dengan "Jika mencintaimu..."-nya. Besok, malam liburan, dilanjut yaaak?* :D

**and as usual, this is for you, F **

Sabtu, 28 Mei 2011

Doa

'Move On' berarti....ketika mengingatnya lagi nggak ada lagi 'nyesek' atau 'ngilu' yang dirasa.

Kamis, 26 Mei 2011

Hey, Soul Sister


"I knew I wouldn't forget you, and so I went and let you blow my
mind"





Upgrade Hape dan Hati

Meng-upgrade hape dan format memorinya itu kayak mengupgrade dan format hati dan pikiran.
Hal-hal yang buruk, kayak virus dan kelebihan 'kuota' memori hape kan gak baik untuk hape. Harus 'dibersihin' dan 'dihapus' hal-hal gak pentingnya. Supaya hape pun jadi gak hang.
Pernah gak sih, kalian punya file seperti foto yang indah, musik yang bagus dan enak di telinga. Tapi sayangnya, terlalu banyak dan bikin memori penuh? Padahal tuh lagu gak sering-sering amet kok kita dengerin di hape. Sampe-sampe, kita gak bisa foto-foto lagi karena gak ada space untuk potret yang baru, atau, gak bisa masukin lagu baru yang gak kalah bagusnya?

Gue sering.

Tapi pada akhirnya, gue 'relain' untuk gue hapus. Karena yah, emang sih salah satu alasannya karena gue punya back-up-annya. Tapi, karena di lain hal gue mikir, 'untuk apa gue simpen2 lagi? Jarang tuh gue dengerin tuh lagu atau mandangin foto-foto itu'. Semua, demi memori dan kenangan baru yang gak kalah indahnya untuk bisa gue dokumentasikan.
Yah semuanya, karena file-file itu dipikir-pikir, gak berguna, gak 'dibutuhkan' sama kita dan hape. Jadi, untuk apa disimpan terlalu lama kan? Sedangkan ada kenangan lain yang terbaru, yang harus kita simpan?

Mungkinkah, begitu juga dengan hati?

Harusnya, ada beberapa hal yang kita relain untuk kita 'lupain'. Sekalipun itu hal, kenangan atau pengalaman terindah. Tapi, kalau gak berguna untuk hidup seterusnya, untuk apa? Kalau cuma bikin kita 'stuck' sama hidup sendiri untuk apa?
Walaupun memang, mem-format isi hati beserta kenangan nggak semudah mem-format hape.
Emang sih, ada beberapa hal penting dan indah yang seharusnya terus jadi kenangan terindah, dan gak seharusnya 'dihapus'.
Tapi, gue sih percaya aja. Kalo semua yang baik itu, akan digantikan yang lebih baik sama Tuhan.
Semuanya, sama kayak kalo nge-hapus beberapa file hape untuk potret atau lagi yang baru.
Masih banyak, momen-momen terindah dalam hidup yang harus kita abadikan kan? Masih banyak, lagu-lagu baru yang gak kalah indahnya untuk kita dengarkan di kala suntuk, kan? :)

Jadi mari, kita 'relain' untuk 'menghapus' atau bahkan 'memformat' memori lama untuk hal-hal baru yang gak kalah indahnya dalam hidup. Supaya kita gak 'stuck' sama hidup di masa lalu :)
mari sama-sama mencoba ;)

*ditulis di notes hape saat mata kuliah fisika dasar 2 berlangsung tadi pagi (26/05/11) :p . Di saat tiba-tiba otak kepikiran hal ini :D *
**oh ya, fyi, kepikiran dna nulis ini karena kemaren baru upgrade hape dna otomatis banyak file hilang. dan, baru inget kalau gue gak punya semua backup-an data :D **

Selasa, 24 Mei 2011

hot chocolate and mint: Quote of The Day

hot chocolate and mint: Quote of The Day: "'Whether it's a heart attack or heartbreak, just like Broadway, the show must go on.' - Rachel Berry, GLEE Season 2"

Minggu, 22 Mei 2011

STRESS (?)

kamu perfect+saya (juga) perfect , gak cocok, gak ketemu, gak saling melengkapi sih, makanya gak 'ditemuin' juga
:P *ngikik*

Just Let 'Em Go

Tahun lalu, gue dicurhatin sama temen gue yang LDR. Gimana hubungan mereka terombang-ambing karena LDR. Gimana kangennya dia sama pacarnya tiap hari.

Gue tahu gimana rasanya kangen itu menghantui dia tiap malem. Tapi, gue nggak ikut merasakannya….

Lalu, beberapa minggu yang lalu, temen gue sedang berada di kegalauan yang tiada tara. Antara mau putus dan tidak dengan pacarnya yang kuliah di Bandung. Yang udah kurang lebih EMPAT tahun pacaran. Gimana ketergantungannya dia sama pacarnya (dalam hal perhatian, sms, telepon, dll). Gimana kesiksanya dia sama ‘cemburu’ tiap kali kebayang pacarnya main bareng terus sama temen-temen ceweknya. Gimana kangennya dia tiap hari.

Gue tahu gimana rasanya galau itu menghantui dia tiap waktu. Tapi, gue nggak ikut merasakannya…

Ketika akhirnya temen gue itu putus. Dan dia mulai gak fokus, dengan tugas kuliah dan sering uring-uringan. Tingkat bad mood-nya lebih sering. Gue nganggep dia terlalu membenamkan diri terlalu lama pada kesedihan, istilahnya, gak mau bangkit dengan kesedihan itu.

Lalu dia berusaha untuk kenalan sama cowok lain untuk ‘pelarian’. Supaya nggak terlalu inget sama –mantan – pacarnya. Gue nganggep remeh keputusan dia ini. Menganggap, nggak worth it banget dan ujungnya cuma bikin cowok kenalannya itu bakal sakit hati aja. Nyatanya, hal ini nggak sepenuhnya benar atau salah.

Gue tahu gimana pengennya temen gue untuk ngelupain –mantan – pacarnya dengan berbagai cara yang dia tahu dan bisa. Gue tahu dia begitu karena ngerasa ‘tersiksa’ tapi gue memandang sebelah mata usaha-usaha dia. Gue tahu gimana rasanya kesiksa dan susah setengah mati ngelupain orang yang udah ngasih seribu kebahagiaan ke kita hanya karena satu alasan.

Gue tahu, tapi nyatanya gue nggak ikut merasakannya…

Gue terlalu ‘menutup’ mata beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya, gue alamin sendiri semuanya dan gue mengerti kenapa temen-temen gue begitu.

Rasa kangen yang susah untuk ditahan (tapi harus gue tahan). Gue merasakan yang lebih parah dari temen gue yang punya kesempatan untuk ngasih tahu pacarnya kalo dia kangen. Sedangkan gue?

Siapa gue bisa seenaknya sms atau bahkan telepon cuma untuk bilang kangen sama dia?

Lalu, melupakan orang yang udah ngasih kita seribu kebahagiaan hanya karena satu alasan yang gak masuk akal....

Gue juga alami di minggu selanjutnya. Dan tahu gimana rasanya?

Gue bahkan langsung ngerasa ‘lupa’ sama semua usaha yang harus dilakuin. Sama semua rencana cadangan jika kemungkinan terburuk terjadi. And yes, the worst just happened but nothing I can do to help myself. All I want to do just, being calm and ‘normal’ again.

Gue inget, bagaimana messy-nya gue saat itu. Dan yah, I just let people know how messy I am. How this things influence me so much.

Dan saat gue ngerasa gak ada lagi yang mesti ‘diperjuangkan’seperti yang temen-temen gue bilang dari dulu. Ada titik dimana yang ngebuat kita harus bener-bener ‘berhenti’ dan melepaskan dia pergi.

Se-perfect apapun orang itu di mata kita. Tapi, kalau cuma ada untuk bikin sakit dan galau doang, untuk apa?

Itu baru yang namanya gak guna. Perfect, tapi gak bisa bikin seneng. Untuk apa kan? Gak ada yang mesti dipertahanin dan dibanggain kan?

So, just let ‘em go, dear. Everyone perfect in your eyes but never make you feel in a peace and happy. It just didn’t worth even just he’s the perfect one and the best one in your eyes. They just perfect in their way to make them ‘shine’, but those perfectness isn’t there for us, for our happiness.

Just let ‘em go, let ‘em really go…..

Akan ada saatnya, orang yang biasa aja datang. Tapi, dengan keterbatasannya itu malah bisa bikin diri bahagia luar biasa J

*tidak bermaksud untuk ‘menggurui’ atau ‘sok tahu’ . Cuma mau berbagi energi positif setelah dapet pemikiran baru dan postif setelah messy beberapa waktu lalu kok J

Sabtu, 21 Mei 2011

When You Love Someone




Endah Feat Rhesa

I love you but it’s not so easy to make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you’re still in my dream
And I can’t stand to wait ‘till nite is coming to my life
But I still have a time to break a silence

When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don’t ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true…

I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
I was looking for a time to get closer at least to say… “hello”
And I can’t stand to wait your love is coming to my life
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don’t ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true…

And I never thought that I’m so strong
I stuck on you and wait so long
But when love comes it can’t be wrong
Don’t ever give up just try and try to get what you want
Cause love will find the way….
When you love someone
Just be brave to say that you want him to be with you
When you hold your love
Don’t ever let it go
Or you will loose your chance
To make your dreams come true…



*I ever tried to make my dreams come true. I've tell you how I love you and wanna you to be here, with me. I just wanna make you as a real things, not just a person in my dream. I never let you go, I always keep you here, in my heart. But somehow, you just decided to go. Then, how come I could make you to stay? There's no way to make that things real. Then, I just let them go, you and the dream. Cause that what you do, to me, us, and the dream.

Kamis, 19 Mei 2011

New Songs For You, F


Seberapa Pantas
SO7

Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk s’lalu ku nantikan
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi buruk ku
Mampukah kita bertahan di saat kita jauh


Seberapa hebat kau untuk ku banggakan
Cukup tangguhkah dirimu untuk s’lalu ku andalkan, wo~ho..
Mampukah kau bertahan dengan hidup ku yang malang, wo~ho..
Sanggupkah kau meyakinkan di saat aku bimbang


Celakanya, hanya kaulah yang benar-benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar-benar memahamiku
Kau pergi dan, hilang ke manapun kau suka
Celakanya, hanya kaulah yang pantas untuk ku banggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
di antara, pedih aku s’lalu menantimu…


Mungkin kini kau t’lah menghilang tanpa jejak,
mengubur semua indah kenangan
Tapi aku s’lalu menunggumu disini,
bila saja kau berubah pikiran



Dan
SO7

Dan…

Bila esok, datang kembali
Seperti sedia kala
Dimana kau bisa bercanda

Dan…
Perlahan kau pun, lupakan aku mimpi burukmu
Dimana t’lah kutancapkan duri tajam

Kaupun menangis, menangis sedih

Maafkan aku…

Dan…
Bukan maksudku, bukan inginku melukaimu
Sadarkah kau di sini kupun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku…

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala

Caci maki saja diriku

Bila itu bisa membuatmu

Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala



Antara Ada dan Tiada
Utopia

Setiap ku melihatmu
Kau terasa di hati
Kau punya sgalanya
Yang aku inginkan

Kenanganku tak henti
Sajak tentang bayangmu

Walau kutahu
Kau tak pernah anggapku ada


Ku tak bisa menggapaimu
Takkan pernah bisa
Walau sudah letih aku
Tak mungkin lepas lagi
Kau hanya mimpi bagiku
Tak untuk jadi nyata
Dan semua rasa buatmu
Harus padam dan berakhir

Selasa, 17 Mei 2011

Kita dan Masa Lalu

Bolehkah aku untuk mengingatmu di detik-detik selanjutnya?

Di detik-detik, dimana seharusnya aku sudah melupamu. Melupamu dengan ingatan tentang kamu yang memintaku seperti itu. Tentang kamu, yang kini sudah pergi, berlari meninggalkan semua kenangan kita di dalam kotak kaca. Terlihat indah, namun terkunci. Tentang kamu, yang mengingatku hanyalah sebagai kenangan. Yang bukan untuk dimiliki.

Kamu, tahukah kamu bagaimana pahitnya. Ketika kamu ucapkan kata-kata itu?

Kamu, yang menyuruhku, untuk melupakan tentang semua harapan dan impian yang – pernah – kita bangun di masa lalu. Masa lalu yang begitu cerah, namun tak ada di masa depan.

Impian mengenani hidup, harapan, cita-cita, dan juga kenangan yang hendak kita wujud menjadi kenyataan.

Tapi yah, masa lalu tetaplah masa lalu. Yang menurutmu, tak usah dijadikan harapan untuk menjadi kenyataan. Hidup ini terlalu singkat jika kita terjebak pada masa lalu saja dan tidak melihat masa depan. Yah, lagi-lagi itulah yang kamu katakan padaku di suatu pagi. Pagi yang seharusnya menjadi cerah karena hadirmu di hariku itu. Namun langsung meredup hingga hari-hari sebeumnya karena kata-katamu.

Aku tahu, seharusnya, aku membangun mimpi dan harapan itu dengan semangat. Dengan sinar kepercayaan dan kebahagiaan. Membangun mimpi untuk menjadi nyata supaya bisa menjadi cahaya yang tak pernah redup di masa lalu.

Aku tahu, seharusnya ku tinggalkan saja masa lalu yang semakin jauh meninggalkanku di detik ini. Karena ia, masa lalu begitu jahat dan pelik. Tidaklah pernah mau menjadi nyata. Tidak memedulikan bagaimana ada aku yang merindunya. Setengah mati. Ia hanya akan ada, sebagai kenangan untuk diingat sewaktu-waktu, katanya. Bukan tiap detik seperti yang ku lakukan.

Hei, tidakkah kamu lihat. Bahwa itu berarti, kamu bukankah kenangan bagiku? Tapi kamu, adalah harapan dan impian yang masih ku pelihara, yang masih terus ku panjatkan dalam setiap doa supaya nyata.

Lalu aku mulai skeptis, adakah aku di dalam doa-doamu? Adakah aku, supaya menjadi salah satu impian dan harapan yang ingin kamu wujudkan di masa depan? Karena di aku, ada kamu.

Jatuh-Bangun Mengejar Mimpi

Tiba-tiba malem ini lihat di twitter, rame-rame orang ngucapin selamat atas keterima PTN ke adik kelas/sodara/temen yang lulusan SMA tahun ini. Akhirnya, (agak) iseng nanya ke adik kelas yang lagi on Facebook malem ini.

Ternyata oh ternyata, ada pengumuman SNMPTN undangan.
Dan...sebenernya, gue pun gak ngerti itu sistemnya gimana. Haha, jadi nanya-nanya lagi deh.

Singkatnya, siswa dilihat nilainya, semua nila, dari rapot kelas satu sampe nilai UN-nya. Dan memenuhi atau tidak dengan standar nilai jurusan dna universitas yang dituju. Kalau keterima, yah langsung deh siswa itu bisa daftar ulag sebagai mahasiswa jurusan dan universitas tersebut.
Terlihat simpel dan mudah sih. Tapi menurut gue, tetep ada 'tantangannya' kok. Yang diterima-diterima, pasti siswa yang nilainya 'istiqomah' bagus dari kelas X sampe kelas XII kaan?? Dan gimana usahanya supaya nilai UN-nya bisa bener-bener fantatis supaya keterima :)
Jadi yah, inilah gunanya rajin terus :D
Yah, kayak PMDK sih menurut gue, cuma masih gak tahu juga apa bedanya sama PMDK :D

Dan surprise juga, ternyata si adek kelas gue yang satu ini, Azizah Fajar Priarti keterima FK UI ! Weew, anak Darunnajah, pesantren keterima FK UI lhoo! *banggaceritanya*

Buat yang udah keterima SNMPTN undangan sesuai dengan keinginannya, pasti udah lega dan bahagia banget. Trus, bisa langsung liburan panjang deh. Selamat yah buat yang udah keterima :)

Dan buat yang belum keterimaa....
tenang, masih banyak jalan lain menuju PTN ;)
Selama masih kuat untuk 'bangun' setelah 'jatuh'. Masih kuat untuk istiqomah belajar dan berdoanya, mengatur gimana kalian bisa 'lucky' dalam tes-tes selanjutnya. Pasti bisa kok. Karena dulu gue nggak gitu, makanya gak dapet aja sampe akhir pertarungan :D

I know how this things hurt you so much, so deep. Gak keterima, gak dapet apa yang diharapin. I have feeling this kind of situation last year and I just 'loose' to give up and regret. Selalu nyalahin kenyataan, dll. Toh, pada akhirnya, cuma usaha kita kok yang dinilai :)



Senin, 16 Mei 2011

A Word From #28Hari

"Seandainya aku bisa memutar waktu, aku pasti tak hanya hidup bersamamu di masa lalu, tapi juga musim-musim yang hendak kita tuju. Dulu cuma abadi di masa lalu. Terbuat dari baru cadas. Tak bisa di apa-apakan. Masa depan dapat kita bentuk dari sekarang.

Tapi ini soal pilihan apakah kau ingin hidup sendirian di masa lalu, atau mencoba peluang bersamaku di masa depan.
Masa depan menunggumu dengan sabar. Seperti aku menantimu. Di sini."


Minggu, 15 Mei 2011

Kesempatan Kedua - Tangga



Kini ku sesali
Nyata cintamu kasih
Tak sempat terbaca hatiku
Malah terabai olehku

Lelah ku sembunyi
Tutupi maksud hati
Yang justru hidup karenamu
Dan bisa mati tanpamu


Andai saja aku masih punya
Kesempatan kedua
Pasti akan ku hapuskan lukamu
Menjagamu, memberimu segenap cinta

Ku sadari tak selayaknya
Selalu penuh kecewa
Kau lebih pantas bahagia
Bahagia karena cintaku

Kau bawa bersamamu
Sebelah hatiku separuh jiwaku
Yang mampu sempurnakan aku



*
For the second chance that was really nothing for me.
If only there's second chance, I'll love you right.

Jumat, 13 Mei 2011

Terapi Patah Hati


Am I this weak by you ? Yes, I am

Bahkan, saya nggak tahu harus menyebut apa hal yang saya alami sekarang.

Patah hati? Unrequited Love? Putus Cinta?

Rasanya nggak ada yang pas untuk ketiga kata itu. Atau malah, perpaduan ketiganya?

Patah hati, karena begitu saja ia menyuruh saya untuk melupakannya. Secara tak langsung ia memutuskan semuanya.

Unrequited love, karena ternyata ia sudah tidak menginginkan semuanya.

Putus Cinta, ian memutuskan harapan dan impian yang dibangun dengan kenangan itu harus saya tiup bersama angin yang terbang ke arahnya. Biarlah ia tahu, bagaimana harapan itu saya bangun dengan bahagia namun melepaskannya dengan isak.

Oke, saya nggak mau posting banyak tentang 'dia'.
Yang mau saya share adalah, bagaimana saya melalui masa-masa sulit saya setelahnya.

Jujur, ada beberapa hal perubahan yang terjadi.
Saya kehilangan nafsu makan (masih makan, tapi nggak pernah habis).
Kehilangan konsentrasi (padahal, saya sedang berada dalam pengerjaan tugas besar lab gambar teknik yang membutuhkan waktu untuk terus menggambar dengan teliti dan tekun).
Bahka saya kehilangan minat dan 'inspirasi' untuk menulis! Padahal, biasanya ketika patah hati, saya merasa lebih produktif. Tapi kemarin benar-benar berbeda. Yang saya lakukan hanyalah mendengarkan musik, browsing-browsing nggak jelas, lihat photo-photo, bahkan sampai stalking!
Dan yah, selebihnya, merenung, melamun, until the worst was, crying.

Akhirnya, saya memilih untul bercerita kepada teman-teman dekat. Banyak orang yang saya curhati! Yang kebanyakan dari mereka bilang, "Ya ampun, tega banget sih dia!" Yah, kata-kata semacam itulah.

Tapi anehnya, saya tetap mau 'membela'-nya dalam hati. Bahwa, gak ada yang punya salah disini. Bahkan, sampai sekarang saya nggak tahu pasti alasan dia apa. Yang saya tahu adalah, saya harus mengubur semua impian dan harapan tentangnya. Karena, itulah yang ia lakukan.

Lalu, ketika saya curhat dengan teman-teman. Pada hakikatnya, saya nggak perlu nasihat-nasihat mereka, saran mereka. Yang saya butuhkan hanyalah semangat dan tempat untuk saya cuhati. Sebagai alat pengukur saya, apakah saya sudah bisa 'melepaskannya'? Maka, ketika saya bercerita, dan tidak ada lagi tangis disana. Saat itulah saya tahu, bahwa ia sudah tidak berarti lagi bagi saya. Lalu, muncullah pertanyaan lain lagi, kapan itu terjadi?

Entah.

Saya nggak butuh saran teman-teman bukan karena saya tidak percaya atau merasa tidak setuju dengan mereka. Tapi, karena saya tahu, bahwa solusi untuk kali ini, hanyalah sabar dan ikhlas. Dua hal simpel yang selalu kita temui di setiap masalah namun prakteknya lumayan sulit.

Lalu, hal lain yang saya lakukan, adalah 'mengasihani' diri sendiri dengan batas waktu yang saya tentukan. Tergantung dengan kondisi dan 'sakit' yang dirasa :)
Saat itulah, kita boleh menangis, merenung, dan bertanya tentang 'kenapa' ? Saat itulah kita boleh menjadi 'berubah', membiarkan orang lain melihat sisi hancur kita.
Namun setelah itu, kita harus bisa untuk nggak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya di luar batas waktu itu. Karena jika itu terjadi, berarti saat itu kita membiarkan diri kita semakin terpuruk, dan membuat 'dia' merasa menang !

Yang saya lakukan sendiri dalam batas waktu itu. Adalah yaaa paling banyak menangis. Sebenarnya, ketika kita bercerita kepada orang lain, saat itu pula kita menumpahkan semua pikiran dan perasaan kita. Saat itulah, kita mengeluarkan sedikit demi sedikit beban hati dan pikiran.
Lalu, saya banyak mendengarkan lagu. Lagu apa saja. Lagu kenangan, happy, atau bahkan, lagu yang sama sekali nggak pernah saya dengarkan.
Saya juga mencoba sharing dengan beberapa teman saya. Bercerita tentang permasalahan hidup lainnya. Permasalahan orang-orang lain yang lebih 'ngenes'. Dan saat itu saya akan bersyukur, bahwa, saya mengetahui tentang cerita seperti itu, saya tahu bagaimana seseorang bersikap dalam permasalahn itu, saya belajar tentang pelajaran hidup lainnya dari cerita orang lain. Tanpa perlu saya mengalaminya dulu.

When enough is enough. And you set your own limit.
Kalo kata Mbak Lala Purwono dalam salah satu cerita antologi Girl Talk-nya.

Dan saat inilah, saya harus benar-benar berhenti. Ketika saya menemukan jawaan pasti, bahwa tidak ada lagi harapan dan impian yang harus dibangun dan diwujudkan.

As he said to me, "Biarlah masa lalu itu ada dalam kenangan, dan bukan kenyataan".

And yes, I always try to forget all things of 'us'. Just ike you said.
I'm trying.

Kamis, 12 Mei 2011

Future

Mungkinkah satu hari kita akan bertemu kembali dengan engkau yang memegang erat nan perhatian seorang wanita?

The Question Just Got The Answer

And now, he just gave me a reason to stop.

And it just 'forget it', cha.

He didn't even let me know his reason to let go in the past. Didn't tell me what about his feeling.
Yaps, he didn't talk about past. Just now, and the future. Did he forget all? Probably yes.

But this is really clear for me. It clear enough to have me forget him. Even he still didn't let me know about his reason in the past.
I just know that he didn't want 'us' for now, and the future. He just wanted me to forget about 'dream' and 'hope' about 'us'.

Even I still don't know, "Did you ever really fall for me? Even just for a while, F?"

Without and With A Reason

" In loving you, I don't need a reason to be. But in forgeting you, I need a big reason ! "

A Reason

" You don't give me a reason to stop. Then I don't "

Rabu, 11 Mei 2011

Pertanyaan Nomer Satu

"Aku sadar, ada yang salah diantara kita. Tapi sekali lagi, kenapa kamu malah memilih pergi begitu saja? Tanpa alasan dan penjelasan?"

Selasa, 10 Mei 2011

Though of the night

Ternyata, mengubur ke-dua kali hal yang sama, di lubang yang sama, gak bakal serapih yang pertama kali.

Though of the night

Ternyata, mengubur ke-dua kali hal yang sama, di lubang yang sama, gak bakal serapih yang pertama kali.

hot chocolate and mint: Quote of The Day

hot chocolate and mint: Quote of The Day: "'Sometimes, we just gotta let go. Of people, of feelings, of things. No matter how big this world is, we can never befriend a million people..."

Sabtu, 07 Mei 2011

Mimpi


Mungkin, mimpi tidak selamanya hanyalah mimpi.
Mimpi adalah refleksi dari harapan, keinginan, kebahagiaa, kesedihan, serta kekecewaan yang terus melekat dalam otak dan hati. Hingga terbawa tidur.
Mungkin juga, mimpi sebagai parameter suatu hal. Bisa saja terjadi, atau mungkin juga, sama sekali impossible.
Mungkin juga, mimpi sebagai pengulang masa lalu yang tak terjamah. Mimpi sebagai mesin waktu supaya kita bisa menjamah kembali kenangan masa lalu. Sama manisnya, sama indahnya..... Dan sebagai bayangan kita akan masa depan. Motivasi.

Lalu, apa yang harus ku lakukan pada mimpi-mimpi beberapa hari ini yang selalu tentangmu?
Manisnya sama ku rasakan seperti 2 tahun lalu. Indahnya sama. Senyum serta candamu pun sama. Yang berbeda, hanyalah ia tidak nyata....Tidak seperti 2 tahun lalu yang nyata.

Crazy Little Thing called Love (aka First Love) Trailer High Quality

Ada Nggak ?

Ada nggak, cowok yang mau menampung segala pikiran dan keinginan 'aneh' gue?
Ada nggak, cowok yang bisa nerima selera makanan gue yang nggak biasa? Yang dia juga mau ikutan makannya?
Ada nggak, cowok yang mau nemenin gue , atau bahkan barengan hunting buku seharian, atau, sekedar diem, nongkrong di toko buku, baca gratisan seharian ? :p
Ada nggak, cowok yang mau gue nganterin plus nemenin ke acara gathering penulis, launching buku, dsb?
Ada nggak, cowok yang mau nemenin gue untuk nonton DVD marathon. Drama ? ;D
Ada nggak, cowok yang bisa bikin gue ketawa ketika muka gue lagi jutek banget?

Kalo ada, bagus deh. Berarti, masih akan ada orang yang bisa gue deketin dengan action, tanpa perlu kebayang-bayang masa lalu :P

Miss Independent

Chatting sama temen SMA gue. Tentang dia yang 'nemuin' FB mantan pacarnya jaman SMA.
Dan mantan pacarnya itu, cewek cantik-berbakat ! Ah, cantik banget deh !

Lalu temen gue itu bilang,
S (She) : Eh, dulu teryata tuh cewek lho yang ngejer-ngejer cowok gue! Gila yah, cewek se-cantik itu, ngejer-ngejer cowok??!
M (Me) : Behhh. Emang dasar yah Ce-I-eN-Te-A.
S : Haha, yaa gitu deh, pokoknya, tuh cewek yang duluan suka. Dan minta dijodohin sama tantenya. Jadinya, dicomblangin sama tante-tante mereka deh.*jadinya, ini percomblangan antar-tante gitu?*
Jadian cuma 2 minggu. Cowok guenya nggak suka sama tuh cewek katanya
M : -_-
Hah. Nggak suka?? Cewek se-cantik itu??
S : Iyaa, kata cowok gue. Tuh cewek tuh Independent Girls gitu deh. Dia jadi ngerasa ngga betah. Nggak nyaman.

Dan disinilah gue merasa 'agak' gimana gitu mendengar kata Independent.

M: Independent? Hemm, maksud lo apa yah dalam kata ini?
S : Yaa gitu. Dia kan cewek cantik, berbakat, biasa apa-apa sendiri. Dasar cowok yah, egonya kesentil kali sama tipe cewek kaya
k gini.
M: Ya yaa yaa, I get the point.

Oke, ternyata Independent yang dia maksud sama dengan yang gue pikirkan.
Dan gue merasa 'ditampar' dengan fakta ini.
Karena gue merasa menjadi salah satu Independent Girls yang biasa apa-apa sendiri -_-

Dan disinilah gue mulai meragukan Ne Yo. Did he really love Miss Independent???!!

So, bagaimana dengan kalian para cowok ??
Do you love Miss Independent, or......not ?

*chatting dengan revisi, supaya lebih menarik (agak2 fiksi) :P *

Move On

Gue punya temen cewek, temen kampus, yang sampe sekarang belum pernah pacaran.
Bukan berarti karena apa-apa yaaa. Tapi ya, emag karena dia gak mau.
Dan bahkan (ini dia sendiri yang ngomong!) dia nggak pernah ngerasa suka sama cowok, yang bener-bener suka. Suka sampe pengen jadian, pacaran, dsb. Tapi yaaa, cuma sampe sebatas suka, naksir, kagum. Titik.

Gue dan temen-temen, seringkali, di sela-sela makan, ngerjain tugas bareng, atau bahkan ketika dosen nggak ada. Sering curcol-corcol gitu deh :D
Gue curcol tentang I dan F. Gimana 'kejebaknya' gue sama kenangan dgn F. Dan ttg I.... hemm, forget aja deh :P
Satu temen gue curcol tentang dia yang LDR sama pacarnya yang udah EMPAT TAHUN! dan merasa di ambang kejenuhan, tapi nggak bisa putus.

Sampai suatu saat, temen gue ini nanya ke gue, dengan polos dan tanpa dosanya !
"Sya, emangnya, sesusah itukah lupain cowok ya?"

Dan gue terdiam. Bukan karena gue bingung jawab, atau apa. Tapi karena memang jawaban ini nggak bisa dijawab gitu aja.
Berbeda orang yang ditanya, berbeda jawaban. Ada yang bilang, "Nggak k0k" Ada juga yang bilang "Bangeeeeeet"

Dan saat itu gue jawab. "Hemm, sebenernya nggak juga sih. Tergantung kitanya aja :) "

Ya, menurut gue memang 'tergantung kita'.
Sejauh mana kita yakin, bisa dan mau untuk lupain.
Sejauh mana suatu alasan membuat kita mau untuk lupain orang yang udah ngasih bittersweet ke kehidupan kita untuk beberapa waktu.

Seperti akhirnya, temen gue yang satu itu. Memutuskan untuk bener-bener putus sama cowoknya. Karena sama sekali nggak menemukan solusi kali ini. Ketika mereka LDR dan ia sendiri merasa jenuh. Walau resikonya banyak banget, bahaya banget. Seperti katanya tadi, kalau beberapa hari ini dia nggak 'fokus'. Padahal, sekarang lagi pengerjaan tugas besar Lab Gambar Teknik. Hemmmm

Saat ini juga gue berada dalam batas 'inget' lagi setelah kemaren-kemaren ngerasa lupa. Entah karena apa dan untuk apa. Gue bingung sendiri. Merasa nggak pantas dan nggak seharusnya ngangenin orang yang sama sekali bukan apa-apa untuk kita. Merasa 'aneh' harus segini susahnya ngelupain orang yang.....bahkan belum pernah saling memiliki.
Hingga gue menemukan pemikiran, kalau yang gue butuh cuma alasan yang lebih jelas dan kuat supaya bisa ngelupain dia. Dan sampe sekarang, gue masih belum bisa menemukan yang itu. Alasan. Karena yang gue tahu, gue cuma harus ngelupain dia ketika dia pergi dan nggak pernah bilang apa-apa. Yang menurut gue, berarti itu the end.
Bosankah? Jenuhkah? Ilfeel -kah?
Entah.
Gue terlalu pesimis untuk menemukan faktanya apa. Terlalu buntu dan ngga menemukan apa-apa. yang gue temukan selalu 'harus' hingga selalu bertanya 'kenapa'.

Tapi, ada saatnya kita bakal bener-bener 'lupa' kok sama orang itu :)
Walau entah kapan, berapa lama, dan bagaimana caranya.
Akan ada saatnya dimana yang di atas ngasih kita jalan supaya kita bisa 'lupa' sama orang itu. Sama halnya ketika Tuhan ngasih kita jalan untuk 'ketemu' sama orang itu ;)


Rabu, 04 Mei 2011

Deadline !

Mulai memasuki tanggal 5. 5 hari lagi menuju minggu ke-dua di bulan Mei. Dan ternyata, semua tugas mempunyai deadline yang hampir bersamaan. Tanggal 15 Mei --"
Mulai dari pengumpulan tugas besar gambar teknik. Sampe tenggat pengumpulan naskah untuk buku kumcer tentang filosofi cinta.
Semakin mendekati deadline. Semakin kerja keras !
Ayooo, siapa lagi yang punya deadline dalam 2 minggu ini?? Mari kita tuntaskan semuanya ! :)

Selasa, 03 Mei 2011

Limit

Ternyata ada batasnya menggantungkan harapan. Ketika impian, khayalan semakin besar ternyata saat itulah harapan harus ditanamkan.

Realistis

Bagaimana mungkin aku dapat terus menggantungkan harapan untuk bisa bersamanya suatu saat. Jika cinta mereka malah semakin 'kuat'??

Tes

tes !